Sulit Pecah Kemacetan

[tie_list type=”minus”]Penambahan Jalan Tergantung Kesediaan Warga[/tie_list]

CIMAHI – Tingkat kemacetan di Kota Cimahi kian tak terhindarkan. Hal ini terjadi seiring terus bertambahnya volume kendaraan yang tidak sebanding dengan kondisi jalan.

Kemacetan di Bundaran Leuwigajah Cimahi
HESE USIK: Kemacetan di Kota Cimahi kerap tak terhindarkan. Saat jam kerja kendaraan kerap sulit bergerak

Untuk diketahui, sebelum menjadi kota, Cimahi merupakan kota lintasan. Saat ini, Cimahi malah disebut sebagai pendukung dari ibu kota provinsi.
Kepala Bidang Lalu Lintas, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cimahi Kosasih mengatakan, fasilitas infrastruktur jalan di Cimahi tidak pernah bertambah. Sebaliknya, volume kendaraan di Kota cimahi sangat padat.
”Jadi wajar kalau kemacetan di Kota Cimahi sering terjadi apalagi di jam-jam sibuk,” kata Kosasih kemarin (5/10).
”Pesatnya pembangunan di Kota Cimahi di semua sektor mengalami peningkatan. Itu juga menyumbang kemacetan,” tambahnya.
Dia mengatakan, daya manusia yang melakukan aktivitas di kota Cimahi sudah sangat meningkat. Indikatornya, kata dia, hampir semuanya wara memiliki kendaraan pribadi. ”Sehingga berdampak pada volume lalu lintas yang semakin tinggi dan menjadi padat,” jelasnya.
Menurut Kosasih, Dinas Perhubungan berusaha untuk dapat mengatasi permasalahan ini. Namun peraturan itu juga tergantung pada fasilitas yang lain di samping volume kendaraan yang sangat meningkat.
Dia merinci, ada 14 titik konflik kemacetan, yang harus dijaga agar tidak terjadi kemacetan total. Hanya saja, itu tak sebanding dengan jumlah personel dishub. ”Idealnya 51 orang orang. Saat ini dishub hanya memiliki 26 orang,” sebutnya.
Ke depan, kata dia, Dinas Perhubungan berupanya untuk tetap menata lalu lintas di Kota Cimahi dengan memberikan pelayanan yang terbaik melalui program-program yang sudah ada. Seperti rekayasa jalan, pelebaran, penambahan.
”Namun, hal itu bergantung pada kesediaan masyarakat yang memiliki lahan karena tidak semua masyarakat dapat memberikannya. Akses itu terkendala oleh harga jual meskipun sebenarnya tanggapan masyarakat sejauh ini mendukung program Pemerintah Kota,” tuturnya. (mgc1/rie)

Tinggalkan Balasan