[tie_list type=”minus”]1 ATLETICO MADRID vs REAL MADRID 1[/tie_list]
MADRID – Bertahan setelah unggul satu bola. Itu strategi usang untuk mempertahankan kemenangan. Namun, startegi itulah yang sudah menghukum Rafael Benitez saat timnya Real Madrid tertahan 1-1 dalam Derby Madrileno melawan Atletico Madrid, di Vicente Calderon, Madrid, Senin dini hari kemarin WIB (5/10).
”Saat kedudukan sudah leading 1-0, saya ditarik keluar lalu permainan tim menjadi lebih bertahan,” ungkap striker Real, Karim Benzema sebagaimana yang dikutip AS. Artinya, pasca Benzema digantikan Mateo Kovacic pada menit ke-77, 13 menit setelahnya strategi bertahan dilakukan Benitez. Benzema menjadi pembeda pada menit kesembilan.
Tanpa Benzema, Real tidak punya striker murni di depan. Hanya Gareth Bale yang baru masuk di menit ke-66 dan Cristiano Ronaldo menjadi andalannya. Makanya, setelah itu tidak ada lagi ancaman ke gawang Jan Oblak. Sebaliknya, Atleti mampu memanfaatkan kelengahan pola bertahan Real ini lewat Luciano Vietto di menit 83.
Untuk Benitez, bermain bertahan sama dengan mengingkari janjinya yang akan memakai strategi menyerang untuk Los Blancos pada tahun pertamanya ini. Pantas saja pasca laga strategi bertahannya itu banyak mendapatkan kecaman, terutama dari media-media yang ada di Spanyol.
”Real kini berubah menjadi defensive minded, bukan lagi fokus penguasaan bola untuk menyerang,” tulis Mundo Deportivo dalam analisisnya. Analisis itu juga didukung dari sisi statistic. Sepanjang tujuh jornada yang dijalaninya, terendah Real membuat 15 shots, itu terjadi saat menghantam Espanyol 6-0 (12/9).
Lainnya, rata-rata Los Blancos melakukan 22,6 kali shots per game-nya. Menurut Dermot Corrigan, pundit ESPN, strategi untuk bertahan sudah disiapkan Benitez sejak awal laga. Adanya Casemiro di posisi yang biasa ditempati Bale menjadi alasannya. Casemiro lebih bertipikal bertahan.
Casemiro dalam laga itu bermain bagus dan mendapatkan rating 8 versi Sport. ”Selama laga, kami tidak bertahan. Di babak pertama kami bermain menyerang, kami dominant di penguasaan bola. Hanya, di babak kedua Atleti yang lebih banyak mengendalikan laga,” ujar Benitez.
Statistik tidak bisa dibohongi. Di Whoscored, hingga sejam laga Real sudah kalah dari sisi shots-nya. Enam untul Real, dan sepuluh bagi Atleti. Benitez beralasan, minimnya shots itu dikarenakan Ronaldo sebagai pemain paling banyak melakukan tendangan di Real lebih sering turun ke tengah.