BANDUNG – Kota Bandung kembali membuktikan diri sebagai barometer kreativitas. Komunitas Film Pendek Indonesia (KFPI) bersama PT Pos Indonesia dan Badan Promosi Wisata Kota Bandung menggelar Moviestival -Festival Film Pendek Pos Indonesia 2015 kemarin (28/9).
Bertempat di Graha Pos Indonesia Jalan Banda 30 Bandung, seluruh undangan bersama para finalis berkumpul dalam acara malam penganugerahan festival yang mengambil tema Caring and Loving tersebut. Tedi Tardiana, ketua panitia mengaku, begitu mengapresiasi para sineas muda yang telah mengirimkan karya-karya mereka.
”Melihat karya-karya mereka yang mengagumkan dari para sineas penuh harapan dari Aceh sampai Papua menjadi bara dari niat kami mewarnai talenta yang luar biasa yang tercermin dari karya mereka yang bercahaya,” paparnya ucapnya dalam sambutannya.
Senada dengan Tedi, GNP Sugiartha Yasa selaku direktur ritel dan properti mengungkapkan hal serupa. ”Ini adalah wujud komitmen kami dalam membantu para sineas muda untuk mewujudkan karya-karya mereka yang penuh inspirasi. Kami dari segenap pimpinan PT Pos Indonesia merasa terhormat dapat menjadi bagian dari perkembangan kreativitas anak muda indonesia. Latar belakang kami tidak lain sebagai apresiasi pengembangan kreativitas,” tuturnya.
Moviestival sendiri dalam tahap awal menyeleksi 325 film yang datang dari seluruh penjuru Indonesia hingga dari luar negeri, untuk mendapatkan 50 film terbaik selama periode Mei hingga Oktober 2015. Mereka memperebutkan tiga kategori, yakni Ide Cerita Terbaik, Penyutradaraan Terbaik dan Film Terbaik.
Pemenang Ide Cerita Terbaik yakni film berjudul Oase yang datang dari Studio 57 Bandung. Saat menerima penghargaan, perwakilan dari Studio 57 mengatakan kebanggaannya.
”Saya salut kepada kawan-kawan yang sudah sampai di sini. Membuat film secara utuh memang membutuhkan pengorbanan yang luar biasa,” ujarnya.
Kegiatan tersebut juga mendapatkan apresiasi dari Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar yang juga ikut memberikan penghargaan kepada pemenang kategori Film Terbaik. Dia menuturkan bahwa film pendek merupakan film penuh gagasan dan mendapatkan ruang yang bebas untuk berekspresi.
”Adanya festival film seperti ini menunjukkan adanya kebebasan tanpa batas, tapi dapat mempertanggungjawabkan hal tersebut. Forum di sini menjadi ajang mengasah kemampuan dan kelompok,” papar Deddy.