Toha menyampaikan, total 607 jamaah rombongan Persis yang terbagi ke dalam dua kloter. JKS 59 dari Kota Bandung yang terdiri dari enam rombongan. Dan, Kloter JKS 61 dari Kabupaten Bandung yang terdiri atas sembilan rombongan. Toha menegaskan, seluruh jamaah haji rombongan Persis dalam Kloter JKS 59 dipastikan aman. Sedangkan beberapa jamaah yang berasal dari empat rombongan dalam Kloter JKS 61 mengalami musibah dalam Tragedi Mina.
’’Kami hari ini akan kunjungi keluarga korban yang berada di Cimahi. Untuk melakukan takziah sekaligus memberikan bantuan sekadarnya,’’ ucap dia.
14 Hari Tidak Boleh Keluar Lingkungan
Sementara itu, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) atau penyakit pernafasan karena virus korona jenis baru (novel coronavirus), berkembang di Arab Saudi. Jamaah haji Indonesia berpotensi tertular MERS-CoV. Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Kementerian Kesehatan dr Wiendra Woworuntu mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan berbagai pengawasan terhadap jamaah haji Indonesia. Termasuk, 30 ribu jemaah haji asal Jawa Barat setibanya dari Arab Saudi.
’’Kita membuat alur pengawasan untuk jamaah haji. Salah satunya yakni saat jemaah haji tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma (Jakarta),’’ ujar Wiendra saat ditemui di salah satu hotel di Kota Bandung Senin (28/9).
Wiendra mengatakan, setibanya di Tanah Air, jamaah haji akan diawasi selama 14 hari di daerah masing-masing. Hal itu dilakukan, guna mengantisipasi dan memastikan jamaah haji tersebut tidak tertular virus MERS-CoV.
’’Jamaah haji yang tiba akan distampel dan dilakukan pengawasan selama 14 hari. Dalam arti, dia sendiri yang harus rajin melakukan pengecekan. Terlebih jika suhu badan di atas 38 derajat celcius,’’ jelas dia.
Selain itu, dia pun mengusulkan kepada petugas yang mendampingi jamaah haji selama di Arab Saudi untuk diberikan waktu tambahan libur, atau cuti kerja, sebagai antisipasi. Petugas itu diharapkan tidak beraktivitas ke luar rumah. Sebab, dikhawatirkan para petugas itu pun tak luput dari penyebaran virus tersebut.
Bila perlu, kata Wiendra, petugasnya juga cuti tujuh hari setelah kepulangan dari haji. Sebagai langkah antisipasi juga. Jadi mereka jangan dulu terlalu banyak berkomunikasi langsung dengan orang-orang di sekitarnya. ’’Juga dianjurkan selalu memakai masker. Karena penyebaran virus ini melalui percikan air liur dari batuk atau bersin,’’ terang dia.