[tie_list type=”minus”]Perayaan Moon Cake[/tie_list]
DENPASAR – Memasuki bulan kesembilan, umat Budha melaksanakan upacara tengah musim gugur yang diperingati tiap tanggal 15 bulan 18 Imlek yang jatuh, kemarin (27/9). Upacara yang dikenal juga dengan perayaan kue bulan (moon cake) tersebut rutin dilaksanakan oleh umat Budha ketika memasuki bulan kesembilan. Seperti upacara yang dilakukan umat Budha di Griya Kongco Dwipayana, Tanah Kilap Denpasar, kemarin.
Hilir mudik ratusan umat Budha berdatangan di tempat tersebut sejak pukul 00.00 Sabtu (26/9), untuk melakukan persembahyangan dan masing-masing membawa kue bulan. Terlihat juga beberapa kue bulan dipajang di tempat tersebut, sebagai salah satu tanda perayaan kue bulan.
Menurut Pengempon Griya Kongco Dwipayana, Tanah Kilap Denpasar Ida Bagus Adnyana, perayaan kue bulan sendiri secara rutin dilaksanakan pihaknya setiap bulan sembilan, hanya saja tanggalnya bisa berubah-ubah setiap tahunnya. ’’Biasanya jatuhnya perayaan kue bulan setiap bulan sembilan. Puncaknya hari ini (kemarin),” terangnya.
Dia mengungkapkan, filosofi dari perayaan kue bulan sendiri, adalah sebagai rasa syukur supaya tetap diberikan hati yang cerah. ’’Kalau menurut kepercayaan kami, kue bulan merupakan kue yang disucikan. Biasanya kue bulan ini juga kami bagikan kepada sanak keluarga, sebagai salah satu simbol kesejahteraan,” ujarnya.
Kue bulan sendiri, menurut Adnyana adalah sebuah sesembahan kepada Dewi Bulan yang telah memberikan berbagai kesejahteraan di muka bumi, termasuk juga sebagai simbol keagungan. ’’Hari ini biasanya dianggap tepat untuk berdoa untuk diberikan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan,” ujarnya.
Dikatakan Adnyana, puncak perayaan kue bulan sendiri berakhir hingga pukul 23.59, kemarin (27/9). ’’Hingga malam nanti (semalam) terus akan ada umat yang berdatangan untuk melaksanakan persembahyangan di sini (Griya Kongco Dwipayana),” jelasnya.
Sementara itu, kue bulan sendiri menurut Adnyana merupakan sebuah kue yang biasanya di Tiongkok disajikan pada musim gugur seperti saat ini, sebagai bentuk rasa syukur umat Budha. Untuk bahan kue bulan sendiri terdiri dari tepung gandum, yang dibuat bulat seperti bulan, dan di dalamnya berisi kuning telur yang melambangkan bulan purnama. ’’Maka dari itu disebut kue bulan, karena dibuat serupa dengan bulan,’’ pungkasnya. (hen/yes/vil)