SEKRETARIS 2 Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Jakarta-Bekasi Ahmad Handiman menyebut, dari tujuh jamaah haji asal Jawa Barat, yang jadi menjadi korban wafat, seorang asal Kota Cimahi. Data tersebut sesuai dengan rilis yang diterima dari Daerah Kerja (Daker) Makkah.
Meski begitu, keluarga salah satu jamaah haji asal Kota Cimahi hingga saat ini masih merasa was-was menunggu kepastian kabar dari pemerintah. Sebab, dikabarkan Neneng Rukmini, 50, menjadi salah satu korban dalam insiden Mina, Arab Saudi pada Kamis (27/9) lalu.
’’Jam 10 pagi tadi bapak menelepon saya. Mengabarkan kalau ibu menjadi salah seorang korban tragedi Mina,’’ kata Randi kurniawan ,29, anak Neneng Rukmini, di rumahnya, di Jalan Usman Domiri, RT 01/03 Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, kemarin (27/9).
Randi mengaku, hingga sekarang belum mengetahui pasti kabar yang pasti tentang kondisi ibunya di Mina, Arab Saudi. Padahal, ingin tahu apakah masih hidup atau sudah meninggal. ’’Bapak (Syarifudin) juga belum ngasih tahu sedang di rumah sakit mana,’’ katanya
Randi menyampaikan, ibunya Neneng Rukmini bersama ayahnya Syarifudin, 59, berangkat ke Makkah tergabung dalam kloter 61 melalui KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Persis. Berangkat tanggal 13 September.
Dalam pembicaraan dengan ayahnya, diterangkan Randi, saat kejadian ayah terpisah dari ibu. Syarifudin melihat Neneng terhimpit. Kemungkianan terinjak-injak oleh jamaah haji lain. Padahal, Syarifudin sudah sekuat tenaga menolong Neneng hingga mengalami cedera di bagian kaki. ’’Bapak minta doanya agar ibu bisa selamat,’’ terang dia.
Kekhawatiran Randi semakin bertambah karena setelah ditelepon ayahnya, selang beberapa jam kemudian, dirinya sempat mendapatkan pesan singkat dari Arab Saudi. Isinya mengabarkan kalau Neneng menjadi salah satu korban tragedi Mina. Namun, hingga kini belum diketahui siapa yang mengirim pesan tersebut, dan sulit untuk dihubungi kembali. ’’Saat saya telepon ke nomer si pengirim sms tersebut, teleponnya ngga dijawab-jawab,’’ terang dia.
Selain mendengar kabar ibunya, Randi mengatakan, bahwa kondisi ayahnya juga mengalami cedera pada bagian kaki saat hendak menolong Neneng dari himpitan dan desakan orang-orang. Akibatnya, ayahnya belum tahu pasti apakah bisa melanjutkan rangkaian ibadah haji atau tidak.