IDF berlangsung di Moscone West, San Francisco. Gedung setinggi tiga lantai itu selama IDF memamerkan segala perkembangan terkini yang dibuat Intel. Tapi, para penerima black belt yang baru, termasuk Faqih, belum diberi kesempatan untuk menyampaikan presentasi yang terkait dengan hasil karya mereka. ’’Mungkin tahun depan giliran kami,’’ kata Faqih.
Kesempatan untuk menunjukkan aplikasi real sense-nya akhirnya datang di Jogjakomtek pada 5 September lalu di Jogjakarta. Intel Indonesia meminta Faqih mempresentasikan Carpus, termasuk aplikasi lain yang bisa dikembangkan di real sense.
Dalam kesempatan tersebut, juga ada photo booth lewat real sense. Berfoto di sana, hasilnya bisa langsung dilihat di akun Twitter tiap orang yang berfoto. Faqih mengaku terinspirasi untuk mengembangkan real sense photo booth dari pameran yang dilihatnya di IDF.
Namun, target Faqih sebenarnya adalah mempresentasikan Carpus pada Mobile World Congress di Barcelona. Di ajang yang digelar pada Februari 2016 itu, Intel juga berencana memamerkan kemampuan real sense untuk bersaing dengan kompetitor.
Namun, syaratnya, aplikasi Carpus harus disempurnakan dulu. ’’Termasuk, ada kuisnya nanti buat menunjang edukasi. Sekalian narsis, hasil penilaiannya bisa di-tweet,’’ katanya. (*/c11/ttg/hen)