BANDUNG – Sebanyak 15.810 pekerja telah mengambil jaminan hari tua (JHT) di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS TK) Jawa Barat (Jabar). Jumlah itu keluar dalam waktu sepekan. Sejak tanggal 1-8 September 2015.
Kepala BPJS TK Jabar Adjat Sudrajat menyampaikan, angka tersebut diperoleh dari 14 kantor cabang BPJS TK yang ada di wilayahnya. Bandung Suci berada di urutan pertama dari kantor cabang yang ada. Dengan angka pekerja yang mencairkan JHT sebanyak 1.858. ’’Itu (TK yang ambil JHT) baru seminggu saja, sudah sebanyak itu,” kata dia dijumpai di kantornya, Jl P.H.H Mustofa, Bandung, kemarin (10/9).
Kondisi ini terjadi, kata dia, setelah diumumkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan JHT, sebagai revisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua. Mulai berlaku 1 September 2015. Dalam aturan itu, sejak tanggal ditetapkan, JHT para pekerja yang berhenti bekerja atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa dicairkan sesuai besaran saldo.
Sedangkan, kata dia, sebenarnya jumlah TK yang keluar dari Januari sampai Agustus sebanyak 401.724. Namun, yang baru mencairkan JHT 165.050. Dengan nilai total telah diberikan sebesar Rp 1,4 triliun. ’’Artinya, sisanya masih belum dicairkan,” kata dia didampingi Kepala Pemasaran Muhammad Akip.
Oleh karena itu, jelas dia, tidak heran jika seluruh kantor cabang dan di bawahnya dipenuhi para pekerja yang mengantre. Kondisi tersebut disiasati BPJS TK dengan membagi nomor antrean. Setelah itu, akan ditentukan waktu menyerahkan kembali formulir pengajuan JHT. Mulai hari, tanggal, sampai jam datangnya. Dengan begitu, suasana di ruang tunggu setiap kantor layanan BPJS TK di Jabar tetap kondusif. ’’Tidak lagi seperti di lima hari pertama aturan berlaku. Sehari itu, satu kantor yang antre sampai 700 orang. Layanan buka sampai pukul 12 malam,” ungkap dia.
Pria murah senyum ini mengatakan, kondisi yang tengah dialami BPJS TK saat ini adalah berkurangnya peserta aktif. Sebab, dari penambahan peserta 523 ribu TK, keluar sekitar 400 TK. Meski begitu, pihaknya tetap optimistis kembali tumbuh penambahan kepesertaan TK dari sektor mikro dan ritel. Sambil menunggu pulihnya sektor industri besar yang melambat karena faktor ekonomi. ’’Banyak pabrik (besar) dibangun. Tapi, kosong,” jelas dia, seraya menyampaikan, dengan pencairan Rp 1,4 triliun JHT, BPJS TK ikut mendorong geraknya roda perekonomian di Jabar.