Curiga Mafia Beras Raskin

[tie_list type=”minus”]Timbangan Kurang Pas, Kualitas Buruk [/tie_list]

CIHAMPELAS – Warga Kabupaten Bandung Barat mencurigai ada mafia beras untuk rakyat miskin (raskin) yang didistribusikan Bulog. Pasalnya, takaran beras miskin yang diterima pihak desa kurang dari ketentuan per karungnya. Seharusnya, tiap karung berisi 15 kg beras, namun setelah ditimbang ulang oleh pihak RT, ternyata hanya ada Rp 14 kg per karung.

”Setelah ditimbang kami hanya menerima 14 kg per karung. Bulan ini (September), masih cukup lumayan, bulan-bulan sebelumnya kami hanya menerima 13 kg per karung,” ucap Ketua RT 02 RW 04, Desa Singajaya, Andang, 54, di rumah kemarin (9/9).

Walaupun kurang dari 15 kg per karung, menurut dia, beras yang dibagikan kepada warga sama rata yakni 2,5 kg per kepala keluarga (KK). Di RW tersebut, terdapat 80 KK. Sehingga jumlah beras yang diterima mencapai 27 karung.

Andang menjelaskan, setiap KK menerima hak yang sama. Bahkan, warga yang dianggap mapan menerima pula. ”Kalau untuk KK yang mapan, mau diambil silahkan. Mau nggak juga silahkan. Tapi, rata-rata mereka tidak pernah diambil dan dibeli oleh tetangga yang lain,” tuturnya.

Di tempat yang berbeda, salah satu warga RW 04, Desa Singajaya, Apong, 37, mengaku hanya menerima 2 kg seharga Rp 5 ribu. ”Mau kualitas bagus atau jelek harganya tetap sama,” ucap Apong.

Apong mengatakan, kualitas beras beras yang diterima bulan ini masih lumayan bagus jika dibandingan bulan-bulan sebelumnya. Biasanya warga menerima beras yang berkutu. Namun sekarang paling hanya bau karing dan banyak beras yang menguning.

”Namanya juga beras murah, mau gimana lagi. Kalau dimasak kadang keras. Dicampur juga percuma,” katanya.

Sementara itu, salah satu staf Desa Singajaya, Ropi, 56, menuturkan, masing-masing RW menerima beras dengan berbeda harga. Hal tersebut tergantung jarak setiap RW dari Desa. Jika semakin jauh, harga beras bisa semakin mahal. ”Tetapi tidak lebih dari Rp 3 ribu per kg,” ucapnya.

Sekali distrubusi, Desa Singajaya menerima 557 karung atau sebanyak 8355 kilogram. Sekali stor biasanya mencapai sekitar Rp 13 juta. Diakui olehnya, warga selalu mengeluh kualitas beras yang cukup buruk. Tetapi, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Pihak desa sendiri, hanya bisa mendistribusikan saja. (mg5/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan