Sejumlah perusahaan properti telah mengantongi izin untuk mengembangkan kawasan tersebut, di antaranya adalah PT Summarecon. Pengembang tersebut berencana membangun kompleks perumahan di atas lahan seluas 300 hektare di Gedebage. Lahan milik Summarecon adalah yang terbesar di kawasan tersebut. Selain Summarecon dan Pemkot Bandung, di lahan tersebut terdapat stakeholder lainnya, seperti PT Adipura.
Studi terakhir yang dilakukan oleh Pemkot Bandung terhadap kawasan Gede Bage dilakukan pada 2006. Pengkajian itu mengenai dampak lingkungan hidup, lingkungan sosial, dan cara menanggulangi dampak pembangunan di sana.
’’Ya saya harap sih pemkot dan pengembang perlu koordinasi dengan baik mengenai pembangunan yang akan di lakukan di sana. Jangan sendiri-sediri ngabangun,’’ ungkap dia.
Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Summarecon Adrianto P. Adhi memastikan, sebagai pengembang yang bekerja sama dengan Pemkot Bandung akan mengikuti aturan yang berlaku sebelum memulai pembangunan. Artinya, seluruh regulasi, baik perizinan, rencana detail tata ruang maupun yang lain harus diselesaikan lebih dulu. ’’Ini sudah jadi komitmen kami,” tegas dia dalam pertemuan dengan media di Savoy Homan Hotel.
Meskipun memang, kata dia, merupakan suatu kebohongan bila sebagai investor, Summarecon tidak memperhitungkan aspek keuntungan saat menggarap proyek di Gedebage. Karena itu, pihaknya pun akan mengikuti aturan struktur pembangunan yang telah digariskan oleh para insinyur di Summarecon, saat akan membangun suatu kawasan. ’’Sebab, kami tidak maun-main dengan kualitas,” ucap dia.
Direktur Eksekutif Summarecon Bandung Hindarko Hasan menjelaskan, sebenarnya sejak tahun 1994, Pemkot bandung sudah menetapkan Gedebage sebagai pusat pengembangan kota baru. Artinya, pemkot pada masa itu sudah jeli. Terus berlanjut konsepnya sampai dengan kepemimpinan Wali Kota Ridwan Kamil. Dengan begitu, tidak tiba-tiba fungsi lahan Gedebage berubah dari sawah jadi bangunan. Lalu kemudian, diberi nama Teknopolis oleh wali kota saat ini agar lebih bersahabat. ’’Gedebage itu cantik duluan. Lalu kita kepincut,” kata pria berkaca mata ini.
Di samping itu, mengacu pada izin yang telah diberikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Summarecon akan membangun akses jalan dari pintu tol ke Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Sepanjang 2,2 kilometer. Rencananya akan dibangun akhir September ini. Proyek itu tetap dikerjakan, jadi atau tidaknya GBLA menjadi venue untuk PON XIX/2016 Jabar. ’’Jalan itu dibangun bukan eksklusif untuk kami. Kemudian, sudah dapat izin dari Pak Gubernur (Aher),’’ ungkap dia. (fie/hen)