CICENDO – Memasuki momen Idul Adha, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, jauh-jauh hari menginventarisir ketersediaan pasokan hewan kurban. Hal itu dilakukan untuk menjaga kurangnya stok hewan kurban bagi masyarakat yang bakal memotong di hari raya mendatang.
’’Nantinya pas waktunya tidak akan kelimpungan mencari hewan kurban. Kami pada H-10 langsung ke lapangan untuk memeriksa kesehatan hewan kurban,” ujar Kepala DistanKP Kota Bandung Elly Wasliah, kemarin (6/9/2015).
Pihaknya terjun ke lapangan sepuluh hari sebelum hari raya kurban dalam rangka memeriksa hewan-hewan tersebut, apakah laik untuk dikonsumsi, terutama dari sisi kesehatannya.
Elly tidak mengharapkan adanya temuan cacing hati pada hewan kurban seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, cacing hati ada pada jeroan. Bila terinfeksi cacing hati, tentunya harus dipisahkan agar tidak dikonsumsi manusia. ’’Sesuai prosedurnya, jeroan yang mengandung cacing hati akan diberi karbol. Setelah itu akan kita kubur,’’ tukas Elly.
Elly menuturkan, cacing hati itu berasal dari pakan rumput yang tertempel kemudian dimakan hewan ternak. ’’Jadi cacingnya ini masuk melewati pakan. Telur cacing ini, inangnya berasal dari siput,’’ terangnya.
Menurut Elly, jeroan yang telah terinfeksi cacing hati akan berdampak buruk pada kesehatan jika dimakan. Meski penyakit ini tidak tergolong berbahaya.
’’Meski penyakit ini bukan tipe zoonosa (menular ke manusia), tetapi berdampak buruk pada pencernaan jika dimakan oleh manusia,’’ ungkap perempuan berhijab tersebut. (gmn/vil)