Polres Cimahi Gelar Simulasi

[tie_list type=”minus”]Peranan Polwan untuk Tangani Tindak Kejahatan terhadap Perempuan dan Anak [/tie_list]

AMIR MAHMUD – Kepolisian Resort Kota (Polresta) Cimahi bertekad untuk meningkatkan kemampuan Polisi Wanita (Polwan) dalam upaya menangani tindak kejahatan, khususnya kejahatan terhadap perempuam dan anak-anak.

‪Kapolresta Cimahi AKBP Dedy Kusuma Bakti mengatakan, jumlah polwan di Polresta Cimahi saat ini berjumlah 96 orang yang di bagi ke dalam berbagai kesatuan. Baik itu di Propost Intel, Satuan Lalu lintas, Satuan Reskrim unit Perlindungan perempuan dan anak dan lainya dengan porsi kerja yang sama dengan polisi pria.

Menurutnya, peranan Polwan sangat diperlukan, mengingat saat ini pelaku kejahatan seksual meningkat terutama masalah kejahatan anak-anak.

”Makanya dengan kondisi yang sekarang ini, peranan polwan saya rasa sangat berpengaruh,” Kata Dedy seusai menggelar apel dalam peringatan HUT Polwan ke-67 di Mapolresta Cimahi kemarin (1/9).

Dedy menjelaskan, untuk meningkatkan kempuan Polwan tersebut, pihaknya selalu memproporsikan atau menempatkan anggota Polwan sebagaimama anggota Polisi pria dalam melaksanakan tugas.

”Oleh karena itu, kami tempatkan dalam setiap operasionalnya dan porsinya sama dengan teknik kemampuan laki-laki,” katanya.

Ia berharap, dengan upayanya ini semakin meningkatkan kinerja Polwan dalam pelayanannya kepada masyarakat. ”Harapannya polwan akan semakin mampu berperan dan berkiprah dalam pelayanan kepada masyarakat,” ungkapnya.

‪Dedi menambahkan, saat ini ada beberapa Polwan yang memiliki prestasi di bidang olahraga judo dan tarung derajat dengan raihan medali emas di ajang Kapolri Cup 2015.

‪”Mereka juga sekarang ada yang dibekali beladiri yang cukup,” katanya.

Sementara itu Polwan yang ikut memperagakan simulasi dalam penanganan kejahatan dijalan raya di lapangan apel Polres Cimahi, Brigadir Satreskrim Anggie Nur Dwi Julianti dan Brigadir Yunita menambahkan, tujuan digelarnya simulasi tersebut untuk mengubah image dimasayarakat, yang menurutnya selama ini dianggap ditakuti sehingga menimbulkan jarak antara warga dengan masyarakat.

”Kita melakukan ini agar masyarakat mengetahui bahwa kinerja kita sama halnya dengan polisi laki-laki (polki). Tujuannya ya mencegah bahaya kejahatan yang sering terjadi di jalan raya seperti penjamretan ataupun potensi gangguan keamanan lainnya,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan