Kemarin (30/8), presiden berada di Bali untuk melakukan sejumlah rangkaian kegiatan. Namu, hari ini, presiden sudah melakukan aktivitasnya lagi di Jakarta. Meski demikian, dia belum membeber apa saja agenda presiden dari pagi sampai malam tersebut.”Yang pasti, tidak ada kaitannya dengan persoalan bareskrim. Agenda yang penuh itu lah kenapa ditunda,” tandas Pram.
Sementara itu, peneliti Transparency International Indonesia (TII) Agus Sarwono menilai langkah Bareskrim yang mengumumkan capim bermasalah menjelang pengumuman delapan besar menggangu kinerja pansel. ”Saya rasa sejak awal harusnya Kabareskrim menjelaskan siapa yang mereka jadikan tersangka itu,” ujar Agus, kemarin.
Jika memang capim yang akan dijadikan tersangka itu mereka yang punya transaksi mencurigakan dan track record buruk dari sisi integritas, maka dia sangat mendukung. Tapi jika ada faktor lain dalam penetapan tersangka itu, Agus menyayangkannya. ”Tak hanya yang dijadikan tersangka, kami juga meminta Bareskrim mempublish siapa itu yang mereka beri stabilo,” terangnya.
Dia berharap pansel tetap independen, begitu pula dengan presiden yang akan menerima delapan nama hasil seleksi. ”Jangan takut dengan pernyataan Bareskrim. Sebelum mereka berani mengumumkan, saya menilai ini bentuk intimidasi saja,” katanya. (idr/dyn/gun/kim/rie)