PADA dekade 1990 hingga awal 2000, Serie A begitu gemerlap dengan sederet pemain bintang berkualitas yang bermain di klub-klub papan atas. Kini, sinar-sinar itu mulai dikumpulkan kembali pada musim ini. Namun, ada konsekuensi yang disematkan; Eksodus pemain asing yang berarti mulai lunturnya talenta terbaik Italia.
Presiden FIGC (Federasi Sepakbola Italia) Carlo Tavecchio geleng-geleng kepala ketika pekan perdana Serie A selesai bergulir sejak pekan kemarin (23/8). Pemimpin 72 tahun itu tak habis pikir setelah melihat data jumlah pemain yang berkiprah pada giornata pertama.
Betapa tidak, jumlah native player alias pemain asli Negeri Pizza yang meramaikan kompetisi sendiri begitu sedikit. Opta mencatat dari 279 pemain, hanya 114 saja yang berasal dari Italia.
Itu berarti pemain asing mencapai 165 orang dengan persentase mencapai 59,14 persen. Musim lalu, perbandingan pemain Italia dengan pemain asing pada laga perdana adalah 122/278. Musim ini pemain asli yang turun mengalami penurunan sebesar tiga persen.
Hal inilah yang membuat Tavecchio yang baru setahun menjabat sebagai Presiden FIGC pun terlihat sedih dengan fakta yang ada. “Saya menolak untuk percaya bahwa saat ini faktanya adalah klub lebih suka menggunakan pemain asing dibanding mempercayakan kepada talenta lokal,” ungkapnya seperti dilansir Football Italia.
Ucapan presiden yang sempat mendapat hukuman dari UEFA karena ucapan rasisnya pada Oktober 2014 itu merujuk kepada rendahnya partisipasi klub untuk lebih memaksimalkan potensi lokal yang ada di seantero Italia.
Serendah apa apresiasi klub dalam melihat bakat-bakat pemain pribumi? Contoh paling dekat adalah melihat starting line-up klub yang menghuni tiga besar klasemen musim lalu; Juventus, AS Roma, serta Lazio.
Dari ketiga klub tersebut, mungkin hanya juara bertahan yang cukup banyak dalam memasukkan pemain asli Italia ke skuad reguler mereka. Nama-nama seperti Gianluigi Buffon, Andrea Barzagli, hingga Simone Padoin masih dipercaya allenatore Massimiliano Allegri untuk mengisi tempat utama. Sementara dua klub ibikota, Roma dan Lazio, malah menyertakan dua pemain saja.