Wereng Hantam Ratusan Hekrate Sawah

SOREANG – Ratusan hektare lahan pesawahan di empat kecamatan di Kabupaten Bandung terkena hama wereng batang cokelat. Terdiri atas, Kecamatan Soreang, Kutawaringin, Ciparay dan Ciwidey. Akibatnya, di areal pengembangan tanaman terpadu padi hibrida itu terancam gagal panen.

Karena itu, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung mulai melakukan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pangan di sejumlah lahan pesawahan tersebut, melalui penyemprotan pestisida. Kepala Distanbunhut Kabupaten Bandung Tisma Umaran mengatakan, saat ini memang ada beberapa hektare pesawahan yang tengah dipakai untuk program pengembangan varietas padi hibrida, yang memang dinilai mampu meningkatkan produksi padi hingga 15-16 ton. Dibandingkan dengan padi non hibrida yang potensinya hanya sampai 9-10 ton.

Sebab, kalau bisa meningkatkan produksi dengan hibrida, tentu ketersediaan pangan akan meninggi. Tapi yang jadi persoalan, hibrida ini riskan terhadap wereng. Terbukti, wereng ini menghisap cairan batang tanaman padi dan mengeluarkan toksin yang mengakibatkan tanaman padi itu kerdil rumput. ’’Kalau kerdil rumput tidak berproduksi. Bahkan, mati,’’ ujarnya di sela penyemprotan pestisida di lahan seluas 50 hektare yang berada di depan Kompleks Pemkab Bandung, Jalan Al-Fathu, Soreang, Kamis (20/8).

Tisna menjelaskan yang dikhawatirkan dari hama wereng tersebut adalah tingkat penyebarannya yang relatif mudah, melalui media udara dan air. Pihaknya pun mengupayakan dalam satu hari penyemprotan pestisida ini dilakukan secara menyeluruh di areal yang terserang hama wereng.

’’Karena batas ambang populasi perumputnya itu sudah di atas ambang ekonomi. Ambang ekonomi untuk wereng itu kan satu rumputnya lima ekor, ini sudah lebih. Jadi penggunaan pestisida untuk penanggulangannya. Diharapkan untuk petani sama-sama mengawasi di arealnya,’’ ungkap dia.

Ciri-ciri tanaman padi yang telah terserang hama wereng ini, kata dia, warna batang berubah menjadi kuning. Bedanya kuning kekurangan urea dengan wereng, kalau urea kuningnya merata. Tapi, kalau yang terserang wereng, helai demi helainya masih hijau. Namun ada warna kuning.

Menurut Tisna, hama wereng ini sangat menyukai argo ekosistem. Dengan suhu udara tinggi dan juga tingkat kelembaban tinggi. Di areal pesawan Soreang ini, memang memiliki suhu tinggi dan sumber air yang masih tersedia. Hal itu secara otomatis menyebabkan kelembaban tinggi. ’’Itu kondisi ideal untuk pengembangbiakan hama wereng,’’ ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan