Kurang Berdayakan Difabel

[tie_list type=”minus”]
Jangan Hanya Mentok di Panti Pijat [/tie_list]
CIMAHI TENGAH – Kaum difabel yang merendahkan diri menjadi pengemis disayangkan oleh Halaqoh Tunanetra Qur’aanii (HTQ) Cimahi.
Menurut Ketua HTQ Kota Cimahi Ardiansyah, keterbatasan fisik bukan berarti kaum difabel harus merendahkan diri. Sebab jika ada kemauan dan keahlian, kaum difabel bisa mencari rezeki layaknya orang normal.

Difabel
ILUSTRASI/ISTIMEWA

PEMAHAMAN LALU LINTAS: Anggota kepolisian Polres Jogja memberikan pengetahuan lalu lintas pada penyandang cacat baru-baru ini.

”Akibat gelap mata karena tidak mempunyai mata pencaharian, banyak kaum difabel yang turun kejalan. Ini kan menurunkan hariga diri,” Kata Ardiansyah kemarin (19/8).
Daripada mengemis, kata dia, dirinya lebih menghargai kaum difabel yang menerima atau bekerja di tempat pijat. Namun sayangnya, saat ini untuk jasa pijat bersaing dengan masyarakat normal.
Diakuinya, bersaing dengan pijat orang normal yang memberikan fasilitas pelayanan baik, tentunya itu adalah kendala bagi kaum difabel saat ini. ”Tapi kalau urusan memijat saya rasa tidak akan kalah sama orang normal,” katanya.
Di balik hal itu, dalam mencari pekerjaan, kaum difabel memang kerap terbentur. Sebab, tidak semua perusahaan atau instansi mau menerima keberadaan mereka. Padahal tidak sedikit kaum difabel yang sekolah tinggi dan punya keahlian khusus.
”Kebanyakan perusahaan melihat kita dengan sebelah mata. Mereka tidak mau menerima keberadaan kita. Bahkan untuk jadi guru di sekolah umum saja sulit bagi kaum difabel. Padahal ada juga kaum difabel yang pendidikannya hingga Strata 1 (S1),” paparnya.
”Utamanya kesulitan itu tidak lain dari keterbatasan biaya. Makanya kami sempat meminta kepada pemerintah Cimahi untuk menyalurkan beasiswa kuliah pada kaum difabel. Sayangnya anggaran itu belum diajukan,” ujarnya.
Akibat tidak ada biaya untuk melanjutkan kuliah, lanjut Ardiansyah, banyak kaum difabel yang sekolahnya hanya mentok sampai tingkat SMA. Bahkan tidak sedikit yang sudah kuliah tapi berhenti di tengah jalan. ”Makanya kami berharap ada beasiswa untuk melanjutkan kuliah,” ujarnya. (gat/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan