Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan, minyak terbesar memang digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Termasuk hasil eksplorasi di Malaysia yang sampai dibawa ke Indonesia untuk digunakan dalam negeri. ”Kebutuhan kilang untuk produksi 800-an ribu barel per hari (bph). Sebanyak 500 ribuan barel diproduksi kami,” terangnya.
Dia menuturkan tidak masalah kalau pemerintah mau menekan ekspor minyak sampai 15 persen. Wianda menyatakan tidak mengganggu penerimaan karena Pertamina melihat pada sustainability supply. ”Jangan sampai dalam negeri kekurangan. Harapannya nanti lebih banyak produksi untuk digunakan dalam negeri,” terangnya. (dim/c22/tia/rie)