CIBEUNYING KIDUL – Wacana penambahan retribusi sampah pada masyarakat hal tersebut dianggapnya sebagai sebuah solusi yang logis. Pasalnya, hingga saat ini biaya retribusi saat ini terlalu murah. Direktur Utama PD Kebersihan Deni Nurdiana menyatakan, retribusi yang ada di Kota Bandung memang sedang ditinjau oleh tim dari Universitas Padjadjaran.
’’Kemarin sudah presentasi. Memang maaf saja kalau retribusi yang sekarang itu sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi Bandung. Retribusi itu berdasarkan KWH PLN,’’ ujar Deni.
Sampah terbesar dihasilkan masyarakat golongan menengah ke bawah. Deni menuturkan, dari setoran retribusi Rp 3000, hanya Rp 100 yang diterima pihaknya, dan hal tersebut tidak rasional. ’’Itu juga tingkat kebocorannya tinggi setelah kami teliti, ternyata asumsi tingkat kebocoran jumlah kepala keluarga (KK) di Kota Bandung dengan uang yang diterima itu besar. Analisi mencapai 40 persen. Kebocoronnya dari mana? Sedang kita selidiki,’’ urai dia.
Pasalnya, iuran sampah itu akan dikelola oleh RW. Namun begitu, pihaknya mengaku tengah mencari harga yang ideal. ’’Rumah yang mewah eksekutif masa bayar Rp 20 ribu. Rp 3 ribu atau Rp 20 ribu itu terlalu murah,’’ tukas dia.
Berdasarkan kajian, nilai ideal untuk retribusi sebesar Rp100 ribu tiap bulan. Hanya saja, dirinya memandang, nilai tersebut masih cukup tinggi. Pihaknya mengaku ingin menggratiskan biaya retribusi agar masyarakat taat dan sadar diri untuk lebih bersih terhadap lingkungan. ’’Kita kaji dulu, berapa angka idealnya,’’ tandasnya. (fie/vil)