Terbiasa Bersihkan “Warisan” Mourinho

JOSE Mourinho dan Rafael Benitez sepertinya memiliki jalur karir yang sama di dunia kepelatihan. Di mana, Benitez selalu “mewarisi” klub yang dulunya pernah ditangani Mourinho. Nah, Real Madrid adalah “warisan” ketiga Mourinho yang diserahkan kepada Benitez. Sebelumnya, “warisan” yang pernah diserahkan kepada Benitez adalah Inter Milan dan Chelsea. Fakta unik ini membuat Maria de Monserrat yang merupakan istri Benitez merasa, bahwa suaminya punya beban yang sangat berat. Sebab, Benitez selalu dituntut untuk membersihkan “warisan” Mourinho.

jose-mourinho
ISTIMEWA

BEKAS TIM: Beberapa kali, Rafael Benitez selalu kebagian tim bekas Morinho. Seperti halnya Real Madrid.

”Real Madrid adalah klub ketiga yang pernah dilatih oleh Jose Mourinho, yang kini ditangani Benitez. Dia (Benitez) harus membersihkan kekacauan yang ditinggalkan Mourinho,” papar Maria kepada Goal.

”Anda mungkin pusing jika memikirkan kata-kata saya tadi. Sebab, faktanya memang hanya ada sedikit klub hebat di dunia,” ujarnya.

Ucapan perempuan yang dinikahi Benitez pada 1998 itu memang sekedar candaan., Namun, ini menjadi hal yang menarik karena faktanya Benitez memang selalu mendapat “warisan” Mourinho.

Inter adalah “warisan” pertama Mourinho buat Benitez. Musim terakhir bersama Mourinho pada 2010, Inter sukses meraih treble winners. Namun, prestasi Inter langsung drop setelah ditangani Benitez.   Demikian pula dengan Chelsea yang pernah ditangani Benitez pada 2012. Saat itu, Benitez memang tak menerima langsung “warisan” Chelsea dari Mourinho. Tapi, dia masuk sebagai pelatih interim menggantikan Roberto di Matteo pada November 2012. Selama sekitar tujuh bulan menangani The Blues-julukan Chelsea, Benitez berhasil membawa John Terry dkk menjadi kampiun Europa League.

Lebih lanjut, Maria juga menceritakan pengalaman lucu saat kencan dengan Benitez. Di mana, mantan arsitek Liverpool dan Napoli itu justru mengajarkan tentang pola 4-4-2 dalam kencan pertama mereka.

”Pernah juga terjadi dalam setahun dimana Benitez melatih klub lokal sekolah. Dirinya memperlakukan anak-anak itu seperti pemain dari divisi satu. Itu yang membedakannya. Dirinya tidak melihat sepak bola sebagai pekerjaan. Itu adalah passion-nya,” tandas ibu dua anak tersebut. (apu/bas/mio)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan