Langkah selanjutnya yang akan dilakukan pihak kecamatan, yakni menata dengan melakukan penghijauan dan pengecatan semua toko yang berada di Jalan Raya Dayeuhkolot. ’’Kami ingin mengembalikan kawasan Dayeuhkolot bersih dan hijau. Setidaknya untuk mengurangi polusi, apalagi ketika musim kemarau kan gersang. Semua ditertibkan, jadi insya Allah tidak akan ada macet lagi. Kalau soal parkir, nanti kami berkordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung,’’ ucap dia.
Seorang pedagang, Wawan, 30, terlihat sibuk membangun kiosnya di lahan baru milik Yon Zipur. Wawan mengatakan, proses pindah ke lahan baru sudah dilakukannya sejak Senin (27/7) lalu. ’’Kami harus mengikuti aturan. Karena kan di sana melanggar perda (peraturan daerah), jadi harus menerimakan dipindah ke sini (lapang Yon Zipur),’’ terang Wawan yang berjualan pakaian.
Wawan menambahkan, dia membangun sendiri kios barunya tersebut dengan memanfaatkan bahan dari kios lamanya yang dibongkar. ’’Sisanya beli bahan lagi untuk melengkapi. Rencana jualan nanti kalau sudah siap semua kiosnya. Mudah-mudahan bisa secepatnya, karena saya tidak jualan dari mulai setelah Lebaran,’’ ungkapnya.
Baca Juga:Sumber Air MengeringJalan Antar Desa Rusak
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung Usman Sayogi menuturkan, pihaknya mengapresiasi kesadaran dari para pemilik PKL yang bersedia membongkar lapaknya masing-masing. Hal itu diharapkan menjadi cerminan bagi pemilik lapak PKL lainnya, yang masih mendirikan lapaknya di trotoar Jalan Dayeuhkolot.
’’Bagi yang hingga saat ini belum membongkar lapaknya, semoga dengan adanya pembongkaran lapak PKL yang dilakukan sukarela ini mampu menjadi cerminan. Kami mengapresiasi pemilik lapak PKL yang sudah membongkar sendiri lapaknya,’’ tandas dia.
Usman pun menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen untuk menciptakan Kabupaten Bandung yang tertib dari PKL liar. ’’Hal itu sudah menjadi program prioritas Satpol PP Kabupaten Bandung,’’ paparnya. (yul/far)