SMAN 10 Tercoreng Bullying

Ketika X mulai tidak nyaman, tiba-tiba AY memegang wajah X dan menyuruhnya untuk meminta maaf. ’’Sambil megang muka anak saya, dia (AY) bilang, kamu minta maaf ke muka saya, sambil terus ditoyor,’’ jelas Mila.

Saat bersamaan, salah seorang teman X melihat kejadian tersebut dari parkiran, yang lokasinya berdekatan dari tempat kejadian. Entah kaget atau apa, X tiba-tiba ditarik oleh pelaku, AY, lalu ditampar. Usai kejadian, X langsung menelepon Mila. Bahkan, Mila bergegas melakukan visum terhadap anaknya usai kejadian. Diapun melaporkan kejadian yang menimpa X kepada sekolah dan pihak berwajib.

Saat dihubungi Bandung Ekspres kembali, Mila mengaku, kondisi anaknya saat ini sudah stabil. X sudah tidak ketakutan lagi, karena sudah melakukan mediasi dengan orangtua pelaku. Namun menurutnya, orangtua murid dan sekolah mesti berkomunikasi dengan baik. Supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi. Sebab, perilaku anak didik adalah tanggung jawab bersama.

Mengenai hukuman yang pantas untuk pelaku, Mila lebih setuju hukuman yang mendidik. Tetapi, hukuman untuk perilaku kekerasan sudah ditentukan dalam Undang-Undang. ’’Pokoknya stop kekerasan terhadap anak di manapun. Jangan hanya jadi slogan. Harus saling mengawasi dan take action,’’ jelasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Bandung Isnaeni Zakiah mengakui bahwa di lingkungan sekolah yang dipimpinnya telah terjadi kekerasan fisik. Namun, dia menegaskan, kasus ini terjadi di luar kegiatan MPLS. ’’Saya baru dengar laporannya jika kemarin sore ada kasus seperti ini,’’ kata Isnaeni saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (28/7).

Isnaeni mengatakan, pihaknya akan menggali informasi dengan memanggil seluruh orang tua murid yang terlibat. Dia berharap, kasus yang telah ditangani pihak kepolisian dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Namun, MD dan AY akan tetap diberikan pelajaran meski status mereka bukan siswi lagi. Dia mengaku, akan memikirkan hukuman yang pantas. ’’Misalnya penahanan ijazah. Tapi kan kasihan juga, karena dia sedang mau meneruskan pendidikan. Jadi kita akan lihat hukumannya seperti apa,’’ ujar Isnaeni.

Terpisah, Kapolsek Cibeunying Kidul Kompol Kasmilan mengatakan, antara korban dan pelaku memang sudah ada masalah di sosmed. Namun, dia belum mengetahui secara rinci, masalah apa yang membuat keduanya terlibat. Dia memastikan, kasus ini tak ada hubungannya dengan kegiatan orientasi siswa yang sedang dilaksanakan. ’’Kami sudah terima laporannya dan kami tindaklanjuti dengan memanggil para saksi dan terduga pelaku,’’ jelas Kasmilan. (fie/bbs/tam)

Tinggalkan Balasan