Kondisi ini berbanding terbalik dengan yang terlihat di Terminal Leuwipanjang. Jumlah penumpang meningkat 10 persen dibandingkan dengan beberapa hari yang lalu. ’’Dan karena biasanya, puncak arus mudik terjadi pada hari Minggu,” ucap Kepala Terminal Bus Terminal Leuwipanjang Erick Sudjana kepada Bandung Ekspres, kemarin (12/7).
Menurutnya, Terminal Leuwipanjang Kota Bandung telah menyiapkan AKAP sebanyak 470 armada bus, dan AKDP 500 armada. Kemudian, mobil tambahan untuk cadangan sebanyak 40 bus. ’’Sehingga, total keseluruhan mencapai 1.010 unit bus,’’ sebutnya.
Kesiapan lain pun sudah dilakukan pihak terminal. Mulai dari administrasi, kelaikan jalan kendaraan, pos kesehatan untuk para sopir dan pemudik, serta personel gabungan. Hal itu dilakukan guna menekan angka kecelakaan dan tindak kriminalitas yang kemungkinan terjadi pada saat mudik dan balik lebaran.
”Kami juga telah menghadirkan di salah satu ruangan Terminal Bis Leuwipanjang yakni Pos Kesehatan Siaga Lebaran Pemerintah Kota Bandung untuk para pemudik yang bekerjasama dengan instansi terkait,” ucapnya.
Salah satu pemudik, Kusnandar mencoba memanfaatkan posko kesehatan di Terminal Leuwipanjang. Dia mengaku, merasa badan rada lemas dan kepala terasa pusing. ’’Jadi coba diperika di sini aja. Sekaligus konsultasi mengenai kesehatan mumpung belum berangkat ke kampung,’’ kata dia.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dr Andre Herdiyan Hidayat yang sedang jaga, diketahui tensi darah Kusnandar mencapai 140/100. ” Tensi darahnya termasuk hipertensi. Kalau normalnya 120/80,” kata dr Andre.
Oleh karena tensi darahnya cukup tinggi, dr Andre menghimbau Kusnandar untuk memulihkan dulu kesehatannya sebelum berangkat mudik. ”Hari Jumat kemarin juga ada warga yang akan mudik ke memeriksakan diri ke Pos Kesehatan ini. Setelah diperiksa yang bersangkutan tensi darahnya mencapai 180/100 atau hipertensi. Yang bersangkutan dirujuk ke Puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Kopo,” pungkasnya.
Dia menyarankan, setiap pemudik sebaiknya menunda keberangkatan sampai benar-benar sehat. ’’Sebab, jika dipaksakan berangkat mudik, akan repot sendiri atau merepotkan orang lain,’’ tandasnya. (fie/kha/tam)