Stok Daging Ayam Aman

[tie_list type=”minus”] Kebutuhan Mencapai 600 Ribu Ekor Per Hari[/tie_list]

NGAMPRAH – Menjelang Lebaran, permintaan daging ayam diperkirakan mencapai 600 ribu ekor per hari. Lonjakan permintaan bakal terjadi pada H-3 sampai H-1. Pasalnya, kebutuhan daging ayam setiap tahunnya sudah menjadi tradisi untuk dikonsumsi pada waktu Lebaran.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) KBB Adiyoto menyatakan, permintaan daging ayam biasanya menjadi makanan favorit oleh masyarakat. ”Meski permintaan naik sampai empat kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata 15 ribu ekor perhari, tapi stok ayam di KBB cukup melimpah. Tidak akan sampai kekurangan,” katanya kepada wartawan di Ngamprah kemarin (7/7).

Menurutnya, wilayah Bandung Barat merupakan salah satu sentral peternakan ayam di Jawa Barat. Saat ini populasi ayam di KBB mencapai 4,5 juta ekor. Selain bisa dipenuhi dari peternakan lokal biasanya datang pasokan dari luar daerah seperti Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, dan daerah sekitarnya. ”Indonesia sudah swasembada ayam sehingga kebutuhan ayam akan selalu terpenuhi termasuk di KBB. Jadi berapapun naiknya permintaan selalu bisa dipenuhi,” tandasnya.

Selain daging ayam, Adiyoto juga memperkirakan kebutuhan daging sapi juga bakal naik berkali kali lipat. Saat ini populasi sapi siap potong di KBB berkisar antara 5.500 sampai 6.000 ekor sapi. ”Kenaikan permintaan sapi mulai terjadi pada H-7 sampai H-1. Pada hari biasa rata-rata sapi yang dipotong 60 sampai 70 ekor perhari, berarti dalam satu bulan sekitar 1.800 sampai 2.100 ekor. Akan tetapi selama puasa bisa mencapai 2.500 ekor sapi yang disembelih,” ungkapnya.

Saat ini, kata dia, Pemkab Bandung Barat secara resmi memiliki Rumah Potong Hewan (RPH) seluas 9.600 meter kubik di Desa Campaka Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). RPH tersebut memiliki kapasitas pemotongan hingga 200 ekor sapi untuk satu hari.

RPH yang baru dimiliki pemerintah ini, merupakan salah satu fasilitas yang mendukung pelayanan kepada masyarakat. RPH ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan jaminan halal, aman, utuh dan sehat (HAUS).

Ia mengungkapkan, sebelum diresmikannya RPH milik pemerintah ini, pemotongan daging sapi sebelumnya dilakukan di RPH milik swasta semisal di Cikalong Wetan, Lembang, Cisarua, Cililin, Batujajar, dan Padalarang. Pemotongan perharinya, kata dia, rata-rata mencapai 40 hingga 50 ekor sapi untuk distribusikan di KBB. ”Nah sekarang sudah ada RPH yang lebih melayani banyak pemotongan, sehingga kami mengimbau agar pemotongan dapat dilakukan di tempat ini. Fasilitas jauh lebih lengkap dan jaminan kesehatan juga sudah dipastikan aman. Ke depan mudah-mudahan jauh lebih baik,” pungkasnya. (drx/fik)

Tinggalkan Balasan