[tie_list type=”minus”] Petani Siasati Pengairan dengan Pompa [/tie_list]
CIHAMPELAS – Lahan pertanian seluas 1.000 hektare di 13 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat mengalami kekeringan. Seorang petani asal Kampung Sukaguna, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, Taryana, 45, mengaku, sudah sejak beberapa hari lalu dia mengeluarkan Rp 50 ribu untuk membeli solar. Pasalnya, untuk mengairi sawahnya, dia menggunakan pompa air dengan mesin diesel.
”Uang itu untuk beli solar dan upah bagi pekerja yang menyalakan pompa. Walaupun mengeluarkan biaya tambahan, setidaknya ada sawah yang bisa diselamatkan. Jadi, sehari itu sawah bisa diairkan selama sejam,“ kata Taryana belum lama ini.
Di samping mengeluarkan biaya tambahan, dia juga perlu tenaga ekstra untuk mengairi sawahnya. Sumber air juga berada ratusan meter dari lahan sawahnya. ”Sumber air di sini jauh dari Saguling. Kalau yang dekat sih bisa mengambil langsung dari Saguling,” ujarnya.
Sementara itu, Komarudin, 70, petani yang lain menyebutkan, bahwa upaya mengairi sawah dengan memanfaatkan pompa air dilakukan hanya untuk lahan sawah yang dianggap bisa diselamatkan. Soalnya, sebagian sawah miliknya sudah tidak bisa diupayakan lagi.
”Sebagian sawah saya sudah kering banget, ya tidak bisa diapa-apakan. Air pakai pompa itu untuk sawah yang tidak terlalu kering, yang padinya masih memungkinkan untuk hidup dan bisa dipanen,” katanya.
Menurut dia, di sekitar Kampung Sukaguna terdapat irigasi untuk persawahan. Akan tetapi, irigasi itu tidak berfungsi sehingga pengairan praktis mengandalkan air hujan saja. Seperti Taryana, Komarudin pun hanya mampu mengeluarkan Rp 50 ribu agar sawahnya terairi selama sejam.
”Daripada rugi besar, lebih baik saya mengeluarkan biaya tambahan untuk menyalakan pompa air. Minimal modal bisa kembali untuk menanam padi lagi, daripada dibiarkan tidak jadi apa-apa. Lebih baik saya menambah tenaga dalam bekerja, yang penting tidak terlalu merugi,” ucapnya.