[tie_list type=”minus”]Gelar Sosialisasi ke Pasar Tradisional[/tie_list]
BANDUNG – Masyarakat diminta waspada terkait peredaran uang palsu, yang saat ini memanfaatkan momen bulan puasa di Bandung. Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Deddy Mizwar mengingatkan masyarakat agar teliti sewaktu memegang uang jenis kertas, terutama pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
’’Ya, bagi para pedagang agar mencermati uang dari pihak pembeli sewaktu transaksi. Harus hati-hati, apalagi jelang Ramadan dan Lebaran,’’ ucap dia pada Bandung Ekspres di Lapangan Pusenif Bandung belum lama ini.
Deddy mengatakan, untuk mengecek palsu atau tidaknya uang sebaiknya pedagang memiliki alat pendeteksi yang memakai sinar lampu ultraviolet. Kalau tanpa alat, bisa dicek dengan cara 3D atau dilihat, diraba dan diterawang.
Mewaspadai peredaran uang palsu di masyarakat, Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat akan melakukan pemantauan melalui sejumlah pasar tradisional. Peredaran diperkirakan rawan terjadi akibat adanya kegiatan besar, seperti hari raya keagamaan dan pesta demokrasi Pemilu.
Rosmaya Hadi selaku Kepala Bank Indonesia Provinsi Jabar menuturkan, masyarakat harus mewaspadai maraknya peredaran uang palsu menjelang hari raya yang rawan terjadi.
’’Untuk uang palsu sejauh ini kita terus melakukan sosialisasi kepada perbankan. Ketika ada teller-teller baru masuk kita lakukan pelatihan, kemudian kita juga nanti akan terjun ke pasar-pasar untuk melakukan sosialisasi. Bagaimana cara mereka bisa mengenali dengan lebih cepat, lebih ringkas uang palsu itu. Sejauh ini yang masih efektif adalah dengan cara 3D tadi, dilihat, diraba dan diterawang,’’ paparnya. (kha/far)