SUMUR BANDUNG – Membludaknya peminat pinjaman tanpa bunga kredit Melawan Laju Rentenir (Melati), menuntut kehati-hatian pihak PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung.
’’Semakin banyak peminat, semakin selektif langkah BPR dalam melakukan verifikasi,’’ tutur Direktur Utama PD BPR Kota Bandung Acep Heri Suhana kepada Bandung Ekspres, saat ditemui di Kantor PD BPR, Jalan Naripan kemarin (4/6).
Menurut dia, setiap hari pemohon kredit Melati terus meningkat. Namun, untuk kelancaran administrasi PD BPR melayani tidak lebih dari 300 pemohon. Melihat antusiasme warga Kota Bandung yang begitu besar atas kebijakan BPR dalam memberi pelayanan pada pemohon, kata Acep, pihaknya mulai membuka pengambilan nomor antrian sejak pukul 05.00 WIB. ’’Pemeriksaan kelengkapan persyaratan dikerjakan secara maraton hingga pukul 21.00 wib,’’ tukas dia.
Sejak dibuka pada 25 Mei lalu, hingga kemarin pemohon program kredit Melati sudah mencapai 3.500 orang. Kendati demikian, melalui evaluasi yang ketat tim verifikasi baru mengabulkan sekitar 400 pemohon dengan nilai total pinjaman mencapai Rp 400 juta. ’’Kebanyakan pemohon kredit adalah para wirausaha guna menambah modal. Sedangkan pemohon dari kelompok Melati masih belum memenuhi harapan,’’ terang Acep.
Sebelumnya, Acep menyatakan bahwa pelayanan kredit Melati tidak terpaku dilaksanakan di kantor pusat, melainkan terpencar. Termasuk di kantor kas pembantu (KKP) PD BPR, yang ada di pasar-pasar tradisional. Sehingga, cetus dia, diharapkan pemohon yang datang langsung ke kantor pusat tidak terlalu mengatri.
Tapi kenyataanya memang lebih banyak yang datang langsung ke kantor pusat. ’’BPR menerapkan pelayanan pola maksimal. Tapi, BPR pun menerapkan pelayanan penuh kehati-hatian,’’ terang dia.
Dari pantauan Bandung Ekpres di lapangan, animo masyarakat yang mengajukan permohonan kredit Melati cukup mencengangkan. Banyak warga yang datang tapi tidak kebagian nomor antrian.
Salah satunya seperti diungkapkan Suwarno, 40, warga Kiara Condong. Segala kelengkapan kredit berdasarkan penelitian pihak BPR sudah lengkap. Tetapi, kedatangannya ke kantor BPR terlalu siang. ’’Saya datang pukul sebelas, jadi tidak bisa dilayani. Ya saya harus kembali besok pagi,’’ imbuh dia. (edy/far)