[tie_list type=”minus”]Dnipro vs Sevilla[/tie_list]
WARSAWA – Belum ada tim yang bisa empat kali meraih gelar di ajang Europa League. Nah, sejarah itu bisa terukir di Stadion Narodowy, Warsawa saat final Europa League musim ini digelar. Sevilla yang sudah tiga kali mengoleksi gelar di ajang yang dulunya berlabel Piala UEFA itu, punya potensi untuk mencatat sejarah. Ini jika mereka mampu mengalahkan Dnipro Dnipropetrovsk di partai puncak dini hari nanti (tayangan langsung SCTV pukul 01.45 WIB).
Sebelumnya, wakil Spanyol ini sudah tiga kali merajai ajang antarklub kasta kedua di Eropa tersebut. Yakni pada 2006, 2007 serta 2014. Arsitek Sevilla Unai Emery mengakui, gairah anak asuhnya untuk memburu sejarah sangat tinggi. ”Ya, kami tak memungkiri bahwa kami punya peluang untuk mencatat sejarah. Tentu, kami senang bisa memperoleh peluang ini,” kata Emery kepada situs resmi UEFA.
”Kami bertekad untuk bisa memenuhi keinginan fans. Seharusnya, ini bukan sebuah tekanan saat kami menghadapi Dnipro. Sebaliknya, ini adalah sebuah motivasi, sebagaimana motivasi untuk mengejar impian yang kami raih,” ujarnya.
Sevilla memang lebih diunggulkan pada laga ini. Maklum, mereka lebih berpengalaman tampil di final. Bandingkan dengan Dnipro yang baru musim ini menikmati atmosfer final.
Sevilla juga belum pernah bertemu Dnipro di semua ajang. Namun, selama tampil di pentas Eropa, tim berjuluk Sevillistas itu sudah empat kali bertemu wakil Ukraina. Hasilnya, Sevilla belum pernah menelan kekalahan. Rinciannya, tiga kali menang dan sekali seri.
Tapi, segala handicap itu tak membuat kubu Dnipro minder. Sebaliknya, mereka juga ingin meraih gelar pertama di Eropa.
”Kami sudah mempelajari permainan Sevilla, baik di Primera Division maupun Eropa,” papar Myron Markevich, pelatih Dnipro.
”Mereka lawan yang sangat kuat. Saya menganggap Sevilla adalah sepuluh tim terkuat di Eropa. Tapi, kami akan menunjukkan permainan terbaik di final,” paparnya.
Markevich berharap kemenangan dengan skor 3-2 atas Shakhtar Donetsk akhir pekan lalu, bisa menambah motivasi pasukannya. Kemenangan itu sangat sensasional karena Markevich harus menyimpan sejumlah pemain kunci. Salah satunya bomber Yevhen Seleznyov, yang mencetak dua gol ke gawang Napoli di semifinal. Markevich juga senang dengan status underdog yang ditujukan buat timnya.