Modal skuat full team plus ketangguhan lini pertahanan yang belum kebobolan dalam 638 menit menjadi bekal berharga Enrique. Karena itu, trio Mario Goetze, Robert Lewandowski dan Thomas Mueller yang kemungkinan diturunkan Guardiola harus kerja keras jika mau mengubah sejarah dengan menjebol empat gol ke gawang Marc-Andre Ter Stegen.
Sepanjang sejarah Liga Champions, defisit tiga gol ini jadi yang pertama bagi Bayern. Tapi, Guardiola tidak mau lempar handuk untuk menyamai tiga gol atau bahkan menang 4-0. ’’Tugas itu memang tidak mudah, tapi saya punya jiwa petarung,’’ koarnya, seperti dikutip dari AFP.
Magis Allianz Arena tetap disodorkannya sebagai modal mempecundangi Barca. Dari beberapa laga kandang di Liga Champions musim ini, Bayern kerap tampil trengginas. Dua laga terakhir bahkan diakhiri dengan setengah lusin gol lebih. Seperti menggilas Shakhtar Donetsk 7-0 di babak 16 Besar (12/3) dan Porto 6-1 di perempat final (22/4).
Ada satu kata yang dicamkan Guardiola kepada anak buahnya, yaitu tetap membiarkan mimpi melaju ke final kesebelas Bayern sepanjang sejarah. ’’Saya tetap menatap laga ini dengan realistis, menaruh mimpi itu hanya satu-satunya jalan kami bisa memenangi laga ini,’’ klaim mantan pelatih Barca dua musim silam tersebut.
Kesabaran dalam mengeksekusi serangan menjadi pelajaran penting bagi para pemain Bayern. Sebab, di leg pertama, mereka mencatat 53 persen penguasaan bola, tetapi nihil dalam sisi shots on goal. Lewy –sapaan Lewandowski— paling banyak membuang peluang dengan tiga tendangan yang melebar.
Bahkan Mueller dan Goetze pun sampai tidak mampu membuka kesempatan menendang bola ke gawang Ter Stegen. ’’Tetap sabar dan jangan lakukan apapun pada 15 hingga 20 menit pertama. Tetap mainkan permainan sendiri sambil menunggu mereka. Setelah itu, mungkin kami bisa mencetak gol dan mengubah atmosfer stadion berpihak kepada kami,’’ ujarnya kepada Sky Sports. (ren/rie)