HIV/AIDS Naik 100 Persen

[tie_list type=”minus”]RSUD Ciawi Buka Poliklinik Khusus ODHA [/tie_list]

CIAWI—Jumlah penderita HIV AIDS di wilayah Kabupaten Bogor semakin mengkhawatirkan. Dari data di RSUD Ciawi, peningkatan jumlah pasien baru bisa mencapai 100 persen setiap harinya.

Peduli ODHA
Jpphoto

PEDULI SESAMA: Ratusan massa yang tergabung dalam Lentera Asa melakukan aksi peduli terhadap ODHA di seputar Tugu Muda Semarang beberapa waktu lalu.

Tren peningkatan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di Kabupaten Bogor sudah diprediksi oleh Kementrian Kesehatan. Oleh karena itu, pada 2011 Menkes mengeluarkan surat keputusan yang menunjuk RSUD Ciawi sebagai rumah sakit rujukan ODHA. ”Dengan SK-Menkes nomor 782/2011, RSUD Ciawi menjadi salah satu dari 278 rumah sakit rujukan penderita ODHA yang tersebar di Indonesia. Kita berada di posisi ke 96,” jelas Direktur RSUD Ciawi Drg Hesti Iswandari M Kes.

Dengan SK tersebut, RSUD Ciawi membuka poli klinik khusus yang dinamakan poli klinik Edelwais yang khusus menangani pasien ODHA. Poliklinik tersebut melayani kegiatan konseling, testing dan pemberian obat Anti Retroviral (ARV). ”Semua pasien ODHA dijamin oleh BPJS,” tegasnya.

Kunjungan pasien ke klinik Edelweis RSUD Ciawi, lanjut Hesty, berasal dari rujukan puskesmas yang tersebar di kabupaten Bogor. Rujukan LSM – Kader, RSPG Cisarua, Cibinong dan Citama. ”Ada beberapa pasien datang sendiri, dan beberapa dari luar Jawa Barat,” ucapnya.

Mengenai teknis, dokter poliklinik Edelwais dr Bertha H. Gultom menjelaskan, dari 152 pasien ODHA yang hingga kini masih aktif mendapatkan ARV 76 pasien. Sisanya ada yang sudah meninggal, belum memenuhi syarat karena kekebalan tubuhnya masih bagus dan pindah tempat tinggal.

Bertha menjelaskan, setiap pasien ODHA yang berkunjung ke poli klinik Edelwais akan diberikan obat ARV yang diminum setiap hari. Obat ini tidak membunuh virus, tapi memperlambat pertumbuhan virus.

HIV bisa mudah beradaptasi dan kebal terhadap satu golongan ARV. Oleh karena itu, kombinasi golongan ARV akan diberikan.

”Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral (ART). Biasanya pasien akan diberikan tiga golongan obat ARV. Kombinasi obat ARV yang diberikan berbeda-beda pada tiap-tiap orang, jadi jenis pengobatan ini bersifat pribadi atau khusus,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan