Dia pun menampik terhadap rencana untuk menentukan kenaikan upah lima tahun sekali. Menurutnya, pemerintah masih mempertimbangkan formula yang tepat. ’’Prinsipnya upah buruh itu harus naik tiap tahun. Persoalannya adalah formula yang sekarang kita godok,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengapresiasi para buruh yang berdemo dengan damai pada May Day tahun ini. Apapun tuntutannya, dia menilai buruh dan pelaku usaha harus mulai bergandeng tangan untuk memerangi musuh bersama. ’’Musuh kita yang sebenarnya adalah ekonomi biaya tinggi,’’ ujarnya.
Jika ekonomi biaya tinggi bisa dipangkas maka biaya produksi bisa diturunkan. Dampak positifnya, pengusaha akan dengan senang hati untuk menaikkan gaji buruh. Untuk itu Hipmi mengajak buruh untuk menyuarakan hal itu dalam orasinya. ’’Kami mengajak teman-teman buruh untuk bersama-sama memerangi biaya tinggi diperekonomian kita selama ini,’’ tukasnya.
Ekonomi biaya tinggi, lanjutnya, utamanya dipicu oleh pungutan liar mulai dari perizinan di birokrasi, proses produksi, distribusi, hingga loading di pelabuhan. Tak hanya itu, ekonomi biaya tinggi juga dipicu oleh tingginya biaya logistik serta rendahnya akses memperoleh bahan baku. ’’Banyak pungli di birokrasi da di lapangan. Mari kita lawan demi kebaikan bersama,’’ jelasnya. (bil/wir/hen)