[tie_list type=”minus”]Sisanya Jalan Santai Soreang [/tie_list]
SOREANG—Sebanyak 5.000 buruh asal Kabupaten Bandung diprediksi akan bergerak menuju Jakarta dalam memperingati hari Buruh Internasional.
Ketua DPC SPTSK (Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kabupaten Bandung Uben Yunara mengatakan, menghadapi May Day sudah rampung. Pada pelaksanaannya nanti, pihaknya telah membagi anggotanya pada dua agenda.
’’Sebagian akan melakukan pertemuan di rumah dinas Bupati Bandung dan sebagian lagi akan ke Jakarta,’’ ungkap Uben ketika dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin (29/4).
Dari 92.000 anggota serikat buruh, yang akan melakukan aksi ke Jakarta hanya sekitar 5.000 orang saja. Sebab, di ibukota akan digabungkan dengan anggota dari daerah lainnya.
Rute yang akan diambil, menurut Uben yakni berkumpul di Bundaran HI. Kemudian berjalan kaki ke Istana Negara dan terakhir berkumpul di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Nah, poin penting yang akan disampaikan para buruh tersebut di antaranya penolakan kenaikan upah 5 tahun sekali. Lalu, fasilitas rumah murah untuk buruh, revisi pelayanan BPJS yang berbelit-belit,transportasi massal untuk buruh dan aksi menolak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
”Di samping itu, perbaikan ekonomi seperti penurunan harga BBM, gas elpiji dan kebutuhan pokok,” tandasnya.
Uben menjelaskan perbaikan ekonom merupakan poin yang paling penting untuk kesejahteraan buruh. Sebab, dengan harga-harga yang tinggi saat ini banyak sekali perusahaan yang terancam pailit.
’’Di tiap pabrik, banyak barang menumpuk karena tidak laku karena daya beli kurang,’’ ujarnya.
Menurut dia, penumpukan barang tersebut akan berakibat fatal. Sebab, jika dalam jangka waktu tiga bulan ke depan tidak ada perbaikan, maka bukan tidak mungkin akan ada PHK besar-besaran. ”Jika itu terjadi, maka itu akan memparah keadaan buruh,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi X DPR-RI Dede Yusuf mengatakan, gerakan bersama yang akan dilakukan sekitar 170 ribu buruh di Jakarta akan dipusatkan di SUGBK pada 1 Mei. Gerakan tersebut, akan dilakukan untuk mendorong beberapa poin: kesejahteraan buruh, menyelesaikan perselisihan antara industri dengan buruh, dan permasalahan BPJS Ketenagakerjaan yang sampai saat ini belum menemukan kesepakatan antara pemerintah, pengusaha dan buruh. ”Terutama dalam permasalahan pensiun yang sampai saat ini masih dipetakan,’’ ujarnya di sela resesnya di Desa Soreang, kemarin.