[tie_list type=”minus”] Stadtbex People, Bawa Kamera sambil Mengenakan Kostum[/tie_list]
Sedari pagi, mereka mengitari Jalan Banceuy, ABC, dan Asia Afrika untuk mengambil gambar. Gedung-gedung bersejarah tak lupa mereka abadikan. Beberapa di antara mereka menggunakan kostum paskibra, anak sekolah, pramuka, turis, tentara, arsitek, turis arab, kebaya dan pejabat. Mereka dengan sengaja mengenakan kostum tersebut untuk menyesuaikan dengan peringatan KAA.
Nirra Cahaya, Coblong.
MEREKA tergabung dalam komunitas Stadtbex People. Komunitas yang berdiri sejak awal Januari 2015 ini, bergerak di bidang fotografi. Kecintaan terhadap foto menginspirasi Ardi Muhammad Rahman, 18, bersama teman-temannya mendirikan komunitas Stadtbex People. Pemberian nama Stadtbex People sendiri diakuinya diambil dari bahasa Jerman, stadt yang berarti kota. Sedangkan, bex-nya sendiri singkatan dari Bandung Explore dan people yang berarti orang.
”Ini komunitas tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin menggali tempat-tempat di Bandung yang nggak banyak orang ketahui, ataupun yang jarang orang berfoto di sana,” ucapnya kepada Bandung Ekspres belum lama ini.
Meskipun usia komunitas ini masih terbilang muda. Namun, jumlah anggota yang tergabung di dalamnya mencapai 200 orang. Tak hanya di Bandung, komunitas ini pun memiliki anggota di Jakarta yang berjumlah 100 orang.
Latar belakang anggotanya pun bermacam-macam. Sebab, komunitas ini tak membatasi keanggotaan. Siapapun yang memiliki minat untuk belajar fotografi ataupun ingin mengeksplor tempat-tempat di Kota Bandung bisa bergabung. Tua, muda, pelajar, mahasiswa hingga pegawai pun bisa.
Bercerita melalui lensa kamera dinilainya memiliki nilai artistik tinggi. Semua orang bisa menggunakan kamera, tapi tidak semua orang bisa menghidupkan cerita melalui foto. Teknik pengambilan gambar dan juga efek pencahayaan yang baik memberi kesan lain pada foto yang dihasilkan. Hal inilah yang dipelajari di komunitas ini.
Gambar yang sudah diambil kemudian di upload di akun Instagram @stadtbexpeople_ yang juga dapat di-follow siapa saja. Di akhir pekan, mereka selalu mengadakan perkumpulan dengan jadwal pemotretan di hari Jumat.
”Kita nggak cuma hunting tempat terus foto. Tapi kita juga belajar ilmu fotografi. Belajar bagaimana penggunaan kamera, pengambilan angle, teknik pencahayaan dan sebagainya. Kita selalu diskusi juga. Bertukar pengetahuan seputar fotografi dan berbagi pengalaman,” ungkapnya.