Kepala BPPK Luar Negri, Darmansjah Djumala menjelaskan, tema yang diambil merupakan, Revitalisasi Semangat Bandung dan Peran Diplomasi Indonesia dalam Memperkokoh Kemitraan Strategis Asia Afrika.
’’Kami mengaggap perlu menetapkan nilai-nilai dasasila Bandung, bekerjasama dengan kementrian dalam negri dan akan tetap mewarnai hubungan baik antar politik luar negri,’’ jelas dia, pada penandatanganan Nota Kesepahaman Pembentukan Kajian Asia-Afrika, di Museum KAA Bandung, kemarin. Diselengarakannya FKKLN ini, bertujuan untuk mendorong kembali semangat Bandung dan relevansinya dalam kondisi global terbaru. Pada peringatan KAA ke-50 pada 2005 telah disepakati, sebuah deklarasi penting untuk mewujudkan semangat Bandung dalam perkembangan peta hubungan antar negara Asia Afrika, yaitu Declaration in the new Asian African Strategic Partnership (NAASP), yang memiliki tiga pilar utama yaitu solidaritas politik, kerjasama ekonomi, dan hubungan sosial budaya.
’’Ketika kita merayakan sesuatu, kita bukan hanya merayakan. Kita merayakan nilai-nilai kita merayakan prinsip prinsip dalam politik dalam negri. Masih valid dan perlu dikembangkan kedepan karena situasi politik sekarang di eropa timur sedang terjadi kekacauan politik karena adanya tarikan dari politik dari kanan dan kiri. Dari Dasasila Bandung kita bisa menanamkan nilai-nilai independensi nonagresi,’’ jelas dia.
Sementara itu, Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad menjelaskan, konteks serta sudut pandang dari rumusan Dasasila Bandung, akan dipahami sesuai aspek kajian ilmu untuk meningkatkan suatu kerja sama antar negara melalui satu paham kajian yang diaplikasikan kedalam suatu program untuk masyarakat.
’’Kerjasamanya memang digulirkan untuk melakukan studi soal Asia-Afrika ini, dan tentunya kembali bukan hanya, kajian. Tapi dari kajian ini harus dihasilkan, lebih penting lagi peningkatan kapasitas,’’ terang dia. (fie/rie)