’’Alasannya karena Hudaidah aman selama konflik. Besoknya, ternyata tahanan Al Qaedah dibebaskan di sana dan terjadilah konflik senjata. Baru mereka beramai-ramai ingin pulang,’’ terangnya.
Saat ini, lanjut dia, fokusnya ada pada komunitas santri dan WNI di Timur Yaman. Banyak dari mereka yang menolak pulang karena merasa aman dan jauh dari wilayah konflik. ’’Yang mengecewakan adalah banyak WNI merasa harus pulang saat sudah terjadi perang. Padahal, kalau sudah perang pasti susah bergeraknya. Contoh saja WNI di Aden yang belum bisa keluar sampai sekarang,’’ ungkapnya. (bil/sof/tam)