CIMAHI – Polres Cimahi telah memeriksa empat orang saksi terkait kasus tewasnya Firman Nurhidayat, 21. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tubuhnya terseret mobil sejauh 30 kilometer pada Jumat (27/2) malam lalu. Keempat saksi ini salah satunya adalah perempuan yang saat kejadian bersama Y, 43, pengemudi Honda City yang menyeret tubuh korban.
’’Empat orang saksi itu satu teman tersangka, dan tiga warga yang melihat kejadian tersebut,’’ ungkap Kasatlantas Polres Cimahi, AKP Bonifacius Surono kepada Bandung Ekspres di Mapolres Cimahi, Jalan Amir Mahmud, kemarin (1/3).
Menurut Boni, saat ini pihaknya tengah mendalami kasus yang menewaskan mahasiswa D3 Jurusan Teknik Mesin itu melalui rekaman CCTV yang terpasang di jalan tol. Adapun pelakunya diamankan di sel Mapolres Cimahi dan telah ditetapkan menjadi tersangka. Y dijerat tiga pasal dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.
Tersangka dengan sengaja melarikan diri dari kejaran massa yang sebenarnya akan menolong korban. Padahal, tersangka dengan sadar telah menabrak pengendara sepeda motor yang dikendarai Firman. ’’Tersangka sadar tapi panik dan takut dikejar massa. Padahal, tidak dibenarkan tindakan seperti itu,’’ tuturnya.
Kepolisian akan menginventarisir semua hal yang terkait peristiwa tersebut. Menurut rencana, keluarga korban juga akan mendatangi Mapolres Cimahi untuk diperiksa. ’’Kondisi tubuh korban sangat hancur. Kami dari kepolisian turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,’’ ujar Boni.
Kepergian Firman meninggalkan luka mendalam pula bagi teman-temannya. Warga Kebon Kopi itu dikenal ikhlas dan selalu bersedia menolong teman-temannya. Almarhum Firman juga dikenal memiliki kreativitas tinggi, jago menggambar, dan paham komputer.
Teman sebayanya yang merasa paling kehilangan adalah Rama, 21, Faisal, 20, dan Firda, 21. Mereka merasa belum percaya saat mengetahui Firman telah meninggal dunia dengan cara yang seperti itu. Rama bercerita, saat-saat terakhir ia berkomunikasi dengan almarhum. Rama yang saat ini bekerja di Cikampek sering dijemput oleh alamarhum jika ia hendak pulang ke Cimahi. ’’Dia orangnya tidak pernah nolak kalau diminta tolong sama teman-teman. Dia orangnya ikhlas,’’ kata Rama kemarin (1/3).