Dalam wawancara sekitar 4 menit itu, pernyataan Ruki juga menjadi gong-nya. Saat ditanya apa pesan yang ingin disampaikannya pada koruptor atau calon koruptor di Indonesia, Ruki menjawab singkat. ’’Pesan saya, Taufieq come back (kembali, Red),’’ ujarnya lantang.
Selain Ruki sebagai ketua KPK dan Johan Budi yang dikenal dekat dengan media, perhatian awak media juga banyak tertuju pada sosok Indriyanto Seno Adji. Latar belakangnya sebagai pengacara yang pernah menangani kasus korupsi, memicu pertanyaan seputar independensi dan integritasnya.
Indriyanto pun mengakui jika dirinya pernah menjadi pengacara mantan presiden Soeharto.’’Pernah, satu kali. Tidak masalah, itu kan masa lalu, sekarang kita melihat masa depan,’’ ujarnya.
Anak mantan Ketua Mahkamah Agung periode 1974-1982 Oemar Seno Adji itu memang pernah bergabung dalam tim pengacara Soeharto yang dipimpin Juan Felix Tampubolon. Ketika itu, Soeharto menggugat Majalah TIME edisi Mei 1999 yang menurunkan laporan khusus tentang gurita kekayaan Soeharto dalam artikel berjudul : “Special Report. Soeharto Inc., How Indonesia’s longtime boss built a family fortune“.
Indriyanto juga mengakui jika dirinya memang kenal dengan Juan Felix Tampubolon, sehingga diajak bergabung dalam tim advokat mantan Presiden Soeharto. ’’Iya kenal dekat,’’ katanya.
Tak hanya itu, Guru Besar Ilmu Hukum Pidana dari Universitas Krisna Dwipayana ini juga pernah disebut-sebut menjadi pengacara dalam kasus Bank Century. Namanya sempat disebut Kabareskrim ketika itu, Susno Duadji, sebagai pengacara pemegang saham Bank Century Hesham Al Warraq dan Rafat Ali Rizvi.
Terkait hal itu, Indriyanto tidak membantah namun juga tidak mengiyakan. Dia hanya tersenyum. Ketika terus didesak, Guru Besar Pusdiklat Kejaksaan Agung ini hanya menjawab singkat. ’’Prinsipnya, kalau ada konflik (kepentingan), saya akan mengundurkan diri dari Rapim (Rapat Pimpinan KPK, Red) dalam penanganan kasus tersebut,’’ ucapnya.
Adanya keraguan atas independensi atas pimpinan KPK langsung ditanggapi Johan Budi. Menurut dia, seharusnya memang semua pimpinan melakukan deklarasi atau klarifikasi atas track record selama ini yang dinilai bisa mempengaruhi independensinya. ’’Kalau ada indikasi konflik kepentingan, sebaiknya langsung declare. Baik itu Profesor Seno, Pak Ruki, atau saya,’’ jelasnya. (owi/tam)