Larutan tersebut dapat mengendapkan kotoran dalam air dan menjadikan air lebih bersih. Meski begitu, banyak pihak yang menganggap penggunaan PAC berbahaya. Namun, mereka terpaksa menggunakannya. ’’Daripada pakai air bercampur lumpur,” tambah Reni.
Adapun bantuan yang sudah terkumpul di posko penanggulangan banjir mulai dibagikan kemarin. Bantuan berupa pakaian, alat mandi, perlengkapan bayi, dan makanan. Hal ini dikatakan Lina, 40, ketua Posyandu RW 6. Warga korban banjir juga dapat mengajukan bantuan dengan langsung mendatangi Posko Penanggulangan Banjir di kantor RW 6. ’’Datang saja ke Posko, akan diberikan bantuan sesuai kebutuhan dan ketersediaan,’’ tegasnya.
Lina juga mengatakan bahwa Posko Penanggulangan Banjir masih kekurangan selimut, alas tidur, dan handuk. ’’Tapi untuk sementara sudah cukup,” ujar dia.
Di sisi lain, warga korban banjir di RW 6 Kelurahan Cingised mulai mengkhawatirkan menyebarnya DB (Demam Berdarah) karena banyak genangan air di wilayah mereka. Warga sempat mendengar pengumuman melalui pengeras suara bahwa RW 13 akan melakukan pengasapan. Pengumuman tersebut menambah kekhawatiran warga RW 6 akan penyakit DB.
Namun, isu itu langsung ditepis oleh Agah, Kepala Bagian Promosi Kesehatan Puskesmas Rusunawa Cingised. Agah mengaku, sempat ada laporan ada yang terserang DB di RW 12 Kelurahan Cingised. Namun, itu bukan wilayah yang terendam banjir. Selain itu, jika ada laporan DB, Agah mengaku pihaknya akan segera melakukan penyelidikan Epidemologis. Dia juga meminta agar korban banjir tidak usah sungkan mendatangi Posko Kesehatan. ’’Semua pengobatan gratis bagi korban banjir,” ujarnya.
Banjir yang menimpa RW 6 Kelurahan Cingised Kecamatan Arcamanik tidak menggaggu kinerja Posyandu. Terbukti kemarin posyandu tetap melaksanakan imunisasi Vitamin A di kantor RW 6 Kelurahan Cingised. Lina mengaku antusias antusiasme warga ke Posyandu masih tetap tinggi. ’’Biasanya (yang datang 75 persen. Sekarang walau banjir 50 persen melakukan imunisasi,” ujarnya. (mg7/tam)