Tapi, DBMP kesulitan mengangkut berbagai keperluan pembangunan kirmir. Selain medan yang sempit serta dikelilingi oleh sawah, bagian- bagian yang berat harus dibawa secara manual, karena mesin kontraktor tidak dapat mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan pantauan Bandung Ekspres, tanggul yang bocor ada di kawasan persawahan. Sehingga banyak sawah yang terendam dan akhirnya gagal panen. Padahal, tumbuhan padi sudah terlihat menguning menunggu untuk dipanen.
Di sisi lain, warga yang tempat tinggalnya terendam banjir mengeluh. Seperti pengakuan Aan Anisah, 50. Setengah rumah semi permanen yang sudah ditempati Aan selama puluhan tahun itu terendam banjir. Banjir di dalam rumah Aan setinggi lutut orang dewasa. Bahkan, ketinggian sampai ke panggung kayu yang sengaja dibuat untuk tempat tidur ia bersama suami Suhendi, 53, dan anaknya yang masih berusia 7 tahun.
Dia bersama suami dan anaknya itu harus tidur di dalam mobil boks yang sehari-harinya digunakan oleh sang suami untuk bekerja. Suhendi sendiri bekerja sebagai sopir yang mengantarkan pesanan bata ke konsumen. ’’Mau gimana lagi da di dalam nggak bisa tidur, jadi pindah saja ke sini (mobil boks),” ujar Aan.
Mobil boks itu dimodifikasi sedemikian rupa. Sisi-sisi dan juga atap boks mobil ditutup menggunakan terpal bekas. Di dalamnya, ada kasur untuk ia tempati bersama suami dan anaknya. ’’Kasur lagi dijemur dulu, nanti dipindahin ke sini. Nggak ada tempat (mengungsi) jadi terpaksa di sini,’’ kata warga asli kampung Cimalaka, Sumedang ini. (mg14/fie/tam)