JAKARTA – Tuduhan main politik terhadap Ketua KPK Abraham Samad makin diruncingkan. Kemarin, Ketua Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Pusat DPP PDIP Arteria Dahlan menunjukkan foto Samad bersama seseorang. Foto tersebut bakal dijadikan bukti dalam pelanggaran pidana yang dituduhkan kepada Samad.
Dalam foto yang dicetak dalam kertas HVS tersebut, Samad yang mengenakan hem warna biru bersanding dengan seorang pria. Ekspresi Samad datar tanpa senyuman, sedangkan pria di sebelahnya semringah. Di belakang mereka tampak meja yang di atasnya terdapat ukiran kayu. Begitu pula dinding kayu di belakang Samad, terdapat lukisan wajah.
Arteria menjelaskan, pertemuan itu dilakukan di sebuah lokasi di kawasan Patal Senayan, Jakarta. ’’Pertemuan di foto ini seminggu sebelum penetapan Jusuf Kalla sebagai cawapres Jokowi,’’ ujarnya saat diskusi yang berlangsung di bilangan Cikini, Jakarta itu. Pria yang berfoto bersama Samad dia sebut berinisial RNH, putera salah seorang petinggi TNI.
PDIP, lanjut Arteria, meminta dia untuk menginvestigasi pengakuan Plt Sekjen Hasto Kristiyanto soal pertemuan politik Samad dengan PDIP. Hasilnya, apa yang disampaikan Hasto nyaris 100 persen terbukti. Keenam pertemuan yang disebutkan Hasto memang benar adanya. ’’Konteksnya berkaitan dengan penetapan cawapres yang akan diusung Jokowi,’’ lanjutnya.
Foto itu dia sebut diambil saat pertemuan keempat antara Samad dengan PDIP. Dengan demikian, Samad tidak hanya melanggar kode etik, melainkan juga pidana. Tepatnya, pasal 36 KUHP dan UU KPK. Pasal 36 KUHP mengatur tentang kejahatan jabatan, dengan sanksi pencabutan hak untuk memegang jabatan.
Arteria menambahkan, pihaknya sudah siap apabila komite etik KPK hendak memeriksa bukti-bukti tersebut. Begitu pula untuk penyidik Bareskrim. Foto yang menjadi bukti tidak hanya satu. ’’Nanti akan kami tunjukkan kepada penyidik,’’ tambahnya. Hingga kini, Abraham Samad belum berhasil dikonfirmasi.
Sementara itu, sidang praperadilan yang diajukan Komjen Budi Gunawan (BG) terhadap KPK tampaknya akan menyedot perhatian banyak pengunjung. Karena itu, PN Jakarta Selatan telah melakukan sejumlah antisipasi agar sidang hari ini tak terganggu. Puluhan personel gabungan disiapkan untuk mengamankan jalannya sidang. Pelaksanaan sidang juga diprioritaskan dengan menggunakan ruang utama, Profesor Seno Aji.