JAKARTA – Operasi pencarian korban pesawat Air Asia QZ8501 direncakan berakhir dua hari lagi. Meski demikian, tim SAR gabungan dari pihak TNI dan Badan SAR Nasional (Basarnas) masih terus melakukan pencarian korban. Termasuk berupaya melakukan pengangkatan main body pesawat nahas tersebut.
Kemarin (24/1), tim SAR gabungan melakukan upaya pengangkatan main body pesawat yang terletak di kedalaman 30 meter di Selat Karimata, lokasi kontak terakhir pesawat sebelum dilaporkan hilang. Dalam upaya pengangkatan, tim SAR menggunakan lifting bag untuk membantu mengangkat badan pesawat seperti saat proses pengangkatan ekor pesawat sebelumnya.
Kapuspen TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya menjelaskan, 44 orang yang tergabung dalam 11 tim penyelam gabungan TNI AL mulai terjun pukul 05.00. Bodi pesawat terdeteksi berada pada kedalaman 30 meter. ’’Lokasinya terpisah 3.400 meter dari titik penemuan ekor yang tempo hari diangkat,’’ tutur Fuad kemarin.
Selepas pukul 10.00, bodi pesawat nyaris berhasil diangkat menggunakan flooting bag. Namun, mendadak tali yang menarik flooting bag putus sehingga bodi pesawat kembali tenggelam. Bodi pesawat muncul bersamaan dengan mengapungnya empat jenazah. Operasi dihentikan pada tengah hari karena cuaca memburuk. Rencananya, penyelaman bakal dilakukan lagi hari ini (25/1).
Staf Operasi Kantor SAR Banjarmasin Amri Zuna Kurniawan menjelaskan, keempat jenazah itu susah dikenali. Keempatnya pun langsung dievakuasi dengan menggunakan KN Pacitan milik Basarnas. Kemudian, dibawa dengan menggunakan helikopter dolphin menuju ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng).
”Keempatnya tiba di Pangkalan Bun pukul 14.20 WIB. Dibawa ke RSUD Sultan Imanuddin dan pukul 15.45 WIB langsung diterbangkan dengan Cassa 212 U-618 milik TNI AL ke Surabaya untuk diidentifikasi,” urai pria asal Yogyakarta itu.
Sementara itu, usai proses evakuasi keempat jenazah tersebut ke KN Pacitan, proses pengangkatan bodi pesawat yang terletak 3.400 meter dari ekor itu dilanjutkan. Awalnya pengangkatan berjalan lancar, namun sampai di ketinggian 7 meter dari permukaan laut, bodi terjatuh kembali. Kondisi badan pesawat yang telah rapuh menjadi penyebabnya. Proses pengangkatan pun harus dihentikan sementara menyusul cuaca yang kurang bersahabat.