Prediksi Turun 15 Persen

Tarif Angkutan Umum Tidak Kembali Normal
NGAMPRAH
– Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memprediksi penurunan tarif angkutan umum (angkum) berkisar 10-15 persen pasca pemerintah pusat menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp 6.600 per liter. Hal itu diungkapkan Ketua Organda KBB Asep Dedi Setiawan kepada wartawan, di Ngamprah, kemarin (20/1).

Asep menjelaskan, saat ini, pihaknya masih melakukan pembahasan dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Pemprov Jabar. Menurutnya, penurunan tarif angkum juga harus didasari keputusan Dishub Pemprov yang akan dijalankan oleh semua Organda di Jawa Barat termasuk di Kabupaten Bandung Barat. ”Memang tidak bisa dipungkiri, kalau BBM turun harga tarif angkum juga harus turun. Namun, keputusannya menunggu hasil rapat dari Dishub Pemprov,” kata Asep.

Dikatakan Asep, penurunan tarif angkum tidak mungkin sampai 25 persen seperti saat menaikkan tarif angkum 25 persen seperti saat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi November 2014 lalu.

”Turun tarif angkum tidak mungkin 25 persen. Karena turunnya BBM juga tidak diikuti oleh harga-harga sparepart. Harusnya pemerintah adil juga untuk menurunkan harga sparepart seperti harga ban, oli dan juga lainnya,” ujarnya.

Lebih jauh Asep menjelaskan, penurunan tarif angkum juga harus menunggu surat keputusan (SK) Bupati Bandung Barat, Abubakar. Pasalnya, pada saat menaikkan tarif angkum juga beberapa waktu lalu berdasarkan pada SK bupati. ”Setelah adanya keputusan Dishub Pemprov, kita juga harus menunggu SK bupati,” bebernya sambil menyebutkan saat ini di Bandung Barat ada 7.000 unit angkum dengan 7.000 pengusahanya.
Sementara itu, salah seorang warga Padalarang, Rina Tanti, 28, meminta pemerintah agar memberikan kejelasan terkait tarif angkum setelah pemerintah pusat menurunkan harga BBM. ”Saya berharap agar tarif angkum ini bisa turun agar masyarakat kecil tidak terbebani,” ujarnya.

Menurut Rina, jika melihat kenaikkan harga BBM pada beberapa waktu lalu, tarif angkum juga naik. Pada saat BBM turun, seharusnya tarif angkum juga harus turun. ”Seharusnya ikut turun juga tarif angkumnya. Terutama kasihan bagi para penumpang dari kalangan anak sekolah,” tandasnya. (drx/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan