SERIE A Italia musim 2014/2015 telah berjalan separuh musim. Giornata 19 pun berakhir dengan dinobatkannya Juventus sebagai juara paruh musim. Nyonya tua berselisih 5 poin dari rival terdekat AS Roma di posisi kedua. Dan sepertinya musim ini akan sangat mudah bagi Juventus menaklukan Serie A (lagi).
Pergantian nahkoda di kubu Juventus sepertinya tidak terlalu bermasalah di musim ini. Ditinggalkan Antonio Conte, Manajemen Juventus mengangkat Massimilliano Allegri sebagai Allenatore. Pelatih yang banyak di cap gagal oleh para penggemar sepakbola (terutama fans Milan), ternyata tidak berpengaruh banyak dalam ‘merusak’ Juventus.
Apa yang ditampilkan Allegri sama saja dengan apa yang dilakukan Conte dalam tiga musim terakhir. Hanya perubahan-perubahan kecil yang kadang dibuat Allegri tampak bermanfaat bagi Juventus. keseimbangan tim pun masih bisa dijaga dengan baik oleh bung Alle.
Entah Juve yang sudah ‘tidak pantas’ ada di Serie A, atau tim lain yang terlalu lemah dalam memberi perlawanan harus diselidiki. Juve terlalu perkasa di Serie A, saingan terdekat hanyalah Roma, yang sempat mempunyai poin sama dengan Nyonya tua, namun belakangan seakan sudah lelah, sang serigala Ibukota tampak malas mengejar sang zebra.
Separuh musim ini, Juventus harus diberi kredit lebih, sepertinya mereka sudah tidak perlu terlalu memikirkan Serie A kedepannya. Namun, harus fokus ke ajang Liga Champions dimana wakil tersisa dari Italia hanyalah tinggal mereka. Demi harga diri Serie A, dan demi koefisien liga Italia. Juventus harus melangkah jauh di UCL musim ini.
Namun, dua klub kota Mode yang hidup dalam satu atap ini sungguh kompak di akhir putaran pertama Serie A 2014/15, poin mereka sama-sama 26, sama-sama 6 kali menang, 8 kali seri dan 5 kali kalah. Dan yang pasti sama-sama tidak konsisten separuh musim ini. Di awal-awal musim keduanya sempat tampil menjanjikan tatkala berada di posisi atas, terutama Milan pada tiga giornata awal mereka tampil sangat baik dan membuat semua fans berharap besar pada Filippo Inzaghi.
Namun, kedua tim seolah kendor di pertengahan dan terlalu banyak membuang-buang poin kala menghadapi klub yang kastanya di bawah mereka. Terakhir keduanya tidak bisa menang atas Empoli dan Atalanta.