BI Jalin Kerjasama dengan Perguruan Tinggi
TRANSAKSI non-tunai (tanpa uang) di kalangan masyarakat masih terbilang rendah. Penggunaan kartu debit, kredit atau e-money, hanya dilakukan orang-orang tertentu saja. Meski demikian, secara perlahan, kinerja pembayaran dan transaksi non-tunai di Jawa Barat terus menunjukkan tren bertumbuh positif.
”Baik secara nominal maupun transaksi, pertumbuhan transaksi non-tunai terus meningkat,” ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan VI Jabar Rosmaya Hadi di Jalan Braga, belum lama ini.
Akan tetapi, lanjut Rasmaya, hingga kini, faktanya sistem transaksi dan pembayaran non–tunai masih belum menjadi pilihan. Artinya, mayoritas masyarakat di Jabar lebih memilih menggunakan sistem pembayaran dan transaksi non-tunai.
Menurutnya, masih rendahnya pemanfaatan sistem transaksi dan pembayaran non-tunai mengacu pada permintaan uang kartal. Menurut dia, sejauh ini, permintaan uang kartal di Jabar masih tinggi. Indikatornya, saat Natal 2014 dan Tahun Baru 2015, pihaknya menyiapkan dana cash siap edar yang besar. ”Pada momen natal dan Tahun Baru lalu, kami menyiapkan uang cash sangat besar, yakni mencapai Rp 9,4 triliun,” sebut dia.
Agar pemanfaatan sistem transaksi dan pembayaran non-tunai terus bertumbuh, jajarannya melakukan berbagai upaya. Di antaranya, menggulirkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Implemetasinya, melalui pemanfaatan e-money. Teknis pemanfaatan e-money, lanjutnya, pihaknya menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, yaitu Universitas Padjadjaran (Unpad), Istitut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), dan Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN).
Grup Head e-Banking Bank Mandiri Rahmat B. Triaji menambahkan, lembaga perbankan BUMN ini terus berusaha meningkatkan pemanfaatan transaksi dan pembayaran non-tunai. Di antaranya, kata dia, melalui sistem elektronik untuk tarif tol (e-payment toll). ”Untuk e-payment toll, target kami sebanyak satu juta transaksi setiap bulan,” tutupnya. (mg8/fik)