Argentina v Iran
BELO HORIZONTE ” Satu beban sudah terlepas dari Lionel Messi setelah laga perdana Argentina. Pemain terbaik dunia empat kali itu menciptakan gol ke gawang Bosnia-Herzegovina yang memastikan kemenangan Argentina 2-1 di laga tersebut. Messi juga menjawab keraguan atas penampilan buruknya di Piala DUnia.
Meski disebut sebagai salah satu pemain terbaik dunia, Messi tak berjodoh dengan Piala Dunia. Dia sudah menjadi bagian Argentina di Piala DUnia sejak 2006. Tapi, sebelum laga melawan Bosnia, dia baru mengemas satu gol, dan itu pun terjadi di Piala Dunia 2006.
Pada laga melawan Bosnia, Messi tak langsung menunjukkan kebintangannya. Dia disebut sebagai “korban” dari pola 5-3-2 yang diterapkan Pelatih Alejandro Sabella di babak pertama. Baru setelah Sabella mengubahnya menjadi 4-3-3 yang merupakan kekuatan Argentina di kualifikasi, Messi terbebas dan memiliki peran sentral dalam serangan Argentina.
“Messi bisa menjadi pemain terbaik di dunia, jika dia memang seorang manusia,” canda Pelatih Iran Carlos Queiroz.
Pernyataan Quieroz tersebut tak lain adalah sanjungan pada pemain yang menyandang ban kapten Argentina itu. Baginya, seperti yang dilakukan Bosnia, fokus untuk meredam Argentina adalah meredam aksi Messi. Queiroz yakin, pertahanan yang dibangun timnya mampu melakukannya.
Pertahanan Iran sudah terbukti saat menahan Nigeria di laga perdana. Tapi, Nigeria bukan Argentina yang punya kekuatan beradaptasi untuk melawan strategi defensif tim yang dihadapinya. Dalam hal ini, Sabella tidak tabu untuk mengubah pola dan taktik permainan di tengah laga.
“Kami harus menyerang sejak awal, seperti yang kami lakukan di babak kedua (melawan bosnia). Kami merasa sangat nyaman dengan cara itu. Kami punya kesempatan untuk mengumpan, empat dari kami punya peluang untuk menembak,” ujar Messi.
Argentina dan Sabella boleh merasa sudah menemukan formula yang tepat untuk solusi meningkatkan agresifitas. Namun, dalam laga melawan Bosnia menunjukkan kalau Argentina juga menerima konsekuensi di lni pertahanan. Buktinya, gol Bosnia terjadi saat Argentina asyik menyerang.
Satu hal yang jadi perhatian Sabella adalah posisi gelandang bertahan. Di laga kualifikasi Piala Dunia Zona Conmebol (Amerika Selatan) dua posisi gelandang bertahan diberikan pada Javier Mascherano dan Fernando Gago. Tapi, demi memberikan jaminan ketenangan pada kreatifitas Messi beserta Sergio Aguero, Gonzalo Higuain dan Angel Di Maria, Sabella membuka peluang mengutak-atik formasi lain.