DLH Cimahi Ingin 50 RW Lakukan Program Zero Waste City

CIMAHI –  Progres Zero Waste City di Kota Cimahi selama ini diklaim sudah menyasar 35 RW se-Kota Cimahi. Bahkan, pihaknya menargetkan cakupan program tersebut bertambah hingga 50 RW.

Kepala DLH Kota Cimahi, Mochammad Ronny mengatakan,program ini menitik beratkan pada pengurangan sampah di kawasan hulu sungai sehingga kalau terpelihara sampah tidak lagi terbawa ke hilir dan mencemari lingkungan.

Untuk mendukung program ini, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam keberhasilan Zero Waste City di Kota Cimahi.

“Sehingga kalau masyarakat terlibat mudah-mudahan bisa terwujud Zero Waste City di Kota Cimahi,” tandasnya. (mg4/yan)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi membuka lomba pembuatan logo Zero Waste City. Logo yang terpilih sebagai pemenang nantinya akan digunakan sebagai ikon tetap program tersebut. Selain tentunya pemenang akan diganjar hadiah uang tunai.

Batas pengiriman logo akan ditutup 29 Februari 2020. Karya dikirimkan ke DLH Kota Cimahi dan harus turut diunggah di media sosial dengan tagar #jagainsemesta dan #jagajagabersihbersih. Pemenang logo akan mendapat hadiah uang Rp 7,5 juta dan pemenang video pendek mendapat hadiah Rp 1,5 juta.

Kepala DLH Kota Cimahi, Mochammad Ronny mengatakan, sayembara pembuatan ikon Zero Waste City ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk merangsang masyarakat agar turut aktif dalam pengurangan sampah sejak dari sumber.

“Kita butuh ikon atau logo Cimahi Zero Waste, kita buka sayembara agar masyarakat terlibat dengan harapan ikut mengurangi sampah di Kota Cimahi,” kata Ronny saat dihubungi, Minggu (16/2).

Ronny menjelaskan, sayembara ini digelar dalam rangka menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang akan diperingati pada 21 Februari mendatang. Logo itu nantinya akan menjadi ciri khas.

“Kalau sudah ada ciri khas maka akan melekat menjadi cara pandang masyarakat dalam mengelola sampah,” ujarnya.

Ia menerangkan, sayembara terbagi dalam pembuatan ikon atau logo dan video pendek awareness. Tema yang diangkat yaitu kepedulian untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya.

“Karya yang disampaikan harus dapat menggugah kesadaran dalam menjaga lingkungan dengan cara kekinian,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan