Ciptakan Inovasi, Dua Perpusdes Siap Bersaing Tingkat Jabar

SOREANG – Dua perpustakaan desa (perpusdes) asal Kabupaten Bandung, yakni Perpustakaan Subaca, Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari dan Perpustakaan Mutiara Ilmu, Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay menjadi lokasi rechecking Lomba Perpusdes Tingkat Jawa Barat (Jabar) Tahun 2020.

Bunda Literasi Kabupaten Bandung Kurnia Agustina M. Naser mengatakan, kegiatan tersebut menjadi momen untuk meningkatkan budaya literasi. Keberadaan perpustakaan desa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

”Salah satu warga yang merasakan manfaatnya adalah pedagang cilok di Desa Ciparay. Pedagang ini sering datang ke Perpustakaan Mutiara Ilmu untuk membaca buku, seperti buku resep dan cara berwirausaha. Alhamdulillah, berkat kegemarannya itu dia bisa meningkatkan omset penjualannya,” kata Kurnia Agustina M. Naser kepada wartawan di Ciparay, belum lama ini.

Teh Nia sapaan akrab Istri Bupati Bandung itu menjelaskan, untuk menarik daya tarik kaum milenial turut serta dalam program perpustakaan. Dirinya, meminta agar para pustakawan selalu kreatif serta inovatif. ”Anak – anak sekarang lebih menyukai internet dan hal yang berbau digital. Jadi, perpustakaan bisa menyediakan sarana wi-fi gratis dan bookless library. Intinya, jangan fokus pada kelemahan, tapi kita harus gali kelebihan yang kita miliki,” jelasnya.

Menurut Nia, selain Subaca dan Mutiara Ilmu, Perpusdes Marga Mukti, Kecamatan Pangalengan pernah meraih juara 1 Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Nasional Tahun 2017 lalu. ”Prestasi ini dapat menjadi magnet dan inspirasi bagi desa lainnya. Oleh karenanya, hayu kita tingkatkan kembali minat baca masyarakat Kabupaten Bandung,” akunya.

Hal yang sama dikatakan, Sekda Kabupaten Bandung Teddy Kusdiana, menurutnya dalam rangka meningkatkan budaya baca. Pihaknya, telah membangun gedung perpustakaan dengan kapasitas 150 – 200 pengunjung, 12 ribu referensi buku, naskah sunda kuno dan buku braille. ”Kami juga telah menggulirkan berbagai program, diantaranya Satali (Sabilulungan Wisata Literasi), penyediaan Kolecer (kotak literasi cerdas) di taman uncal, pengukuhan bunda literasi di 31 kecamatan sampai tingkat desa,” tuturnya.

Teddy menjelaskan, sebagai komitmen terhadap akselerasi pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, pemerintah daerah telah membuat berbagai macam regulasi. ”Salah satunya adalah Perda (Peraturan Daerah) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan. Dengan adanya regulasi ini, kami berharap dapat membangun masyarakat yang cerdas,” akunya.

Tinggalkan Balasan