Polri Ungkap Kelompok Penyusup Aksi Demo Ibukota

Sejauh ini, diakui Dedi, hasil proses pemeriksaan dan informasi sementara yang diterima indikasi kuat dari motif dan tujuan kelompok tersebut akan gagalkan pelantikan DPR/MPR. Jika pelantikan tersebut berhasil digagalkan, impact turunannya menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

“Jadi itu yang tidak dikehendaki oleh rakyat Indonesia, karena semuanya sudah berjalan secara konstitusional. Jangan dilakukan tindakan inkonstitusional yang akan rugikan bangsa dan negara. Intinya, proses berlanjut dan apabila sudah clear penanganan baru akan kita sampaikan,” ujarnya.

“Dan perlu disampaikan juga, yang jelas kami tetap menggunakan azas praduga tidak bersalah dalam setiap penanganan kasus, karena menjadi pedoman seluruh penyidik kepolisian. Kita akan profesional dan transparan menyampaikan kepada msyarakat,” tambahnya.

Terkait analisa kepolisian terhadap cara dan pola dari kelompok perusuh, Dedi menyebut sangat mudah dibaca petugas. Awalnya damai dipastikan berakhirnya pun damai, sebaliknya demikian.

“Jadi, mitigasi kita itu pendekatan ketika demo. Kalau asalnya damai, Insya Allah berakhir damai. Dan dipastikan tidak ada korban, tidak ada kerusakan, dan tidak akan membuat masyarakat resah dengan kondisi seperti ini. Tapi, kalau mengarah kepada tindakan kerusuhan bisa dipastikan timbul korban, dan timbul kerusakan yang cukup masif dan merugikan semua pihak,” terangnya.

Dedi menambahkan, saat ini masyarakat Jakarta tak menginginkan demo berujung rusuh. Sebab kerusuhan akan membawa banyak dampak, mulai dari kemacetan dan aktifitas lainnya terganggu.

“Apalagi gara-gara unjuk rasa rusuh juga ganggu central perekonomian. Ini perlu dievaluasi dan kita pun akan semaksimal mungkin untuk melibatkan seluruh komponen, bersama-sama masyarakat agar tidak terprovokasi,” urainya.

Dedi juga menyebut pihaknya akan melakukan evaluasi pengamanan unjuk rasa. Dia berharap banyak mendapat masukan dari berbagai pihak untuk melakukan pengamanan unjuk rasa yang berujung kerusuhan.

Termasuk evaluasi terkait langkah penegakan hukum secara tegas kepada perusuh yang tidak menutup kemungkinan terjadi.

“Kami sebagai aparat kepolisian itu sudah berusaha semaksimal mungkin, dan kita tahu tidak boleh menghadapi pendemo ini dengan menggunakan senjata, apalagi peluru tajam. Kita hanya berusaha menggunakan tongkat, tameng, kemudian water canon dan gas air mata. Itu saja guna menghadapi perusuh,” pungkasnya. (Mhf/gw/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan