Dunia Tertarik Kepada Kewirausahaan Pesantren

”Ini menarik, kok yang melakukan bisnis bukan entitas bisnis, tapi lembaga pendidikan. Kok bisa ya pesantren di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai enitas keagamaan, tapi juga menjadi entitas bisnis atau entitas sosial keagamaan,” papar Ketua Dewan Masjid Inggris Raya Necdet Kolca.

Kolca mengatakan, jumlah muslim di Inggris kian bertambah. Dia berjanji akan mengabarkan system pendidikan pesantren yang unik ini. Dewan Masjid Inggris akan mengirim anak-amak muslim pada liburan tahun depan ke pesantren-pesantren Jawa Barat untuk mempelajar Islam yang peduli pada pembinaan ekonomi umat. Anak-anak ini akan belajar pertanian di Pesantren Al-Ittifaq, Ciwidey Bandung.

Kolca mengatakan, selama ini banyak organisasi amal Islam dunia yang memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan keagamaan di negara-negara Afrika. Dengan pameran OPOP ini, dia mendapat informasi unik tentang pesantren di Indonesia.

”Saya akan memberitahu para donator Eropa agar mengalihkan sebagian donasinya ke pesantren di Indonesia,” katanya.

Direktur Kontrak dan Tender  Dallah Group Companies. Hiba Al-Qadi juga menyatakan keherannya. Dia kagum mengapa Daarut Tauhiid sebagai lembaga pendidikan, juga bisa melebarkan sayap ke sektor bisnis. Bahkan dia heran mengapa DT sampai bisa bangun masjid di Gaza, Perth dan Selandia Baru.

Bahkan di sela-sela pameran ini ada penandantangan MoU antara Ketua Kamar Dagang dan Industri Senegal Ali Diou dengan Umi Waheeda pimpinan Koppontren Al Ashiriyyah Nurul Iman. Kerjasama ini selain transaksi bisnis pembelian beras, juga meliputi kerjasama manajemen pesantren yang berbasis system pendidikan berkualitas berdasarkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship).

”Mereka tertarik dengan system pendidikan kita. Karena itu saya pikir pesantren Indonesia harus ‘menjual’ metode dan system pendidikan berbasis social entrepreneurship ini. Kita tunjukkan juga bahwa pesantren-pesantren kita bukan pesantren kumuh seperti di negara lain,” papar Umi.

Negara-negara lain yang meminta masukan tentang system pendidikan yaitu Palestina, Kenya, dan India. Bahkan India telah meminta Umi Waheed menjadi pembicara pada Forum Halal India di Ahmaderabad dalam waktu dekat.

”Kita ingin agar pesantren bisa mandiri, tidak tergantung pada donasi. Saya akan berbicara bagaimana pesantren berwirausaha,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan