BUMD Temukan Empat Pipa Diduga Ilegal di Sungai Cijanggel

NGAMPRAH– Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bandung Barat (KBB), PT Perdana Multiguna Sarana (PMgS) melaporkan temuan sejumlah pipa baru yang diduga ilegal berada di sumber mata air Sungai Cijanggel di Kecamatan Cisarua kepada pihak Perhutani selaku pemilik kawasan tersebut. Dengan laporan tersebut, BUMD berharap ada tindakan tegas jika itu terbukti melanggar dan tak memiliki izin.

Direktur BUMD PT PMgS KBB, Denny Ismawan didampingi Manager Perencanaan PT PMgS, Yovita Yulia Dewi mengatakan, temuan pipa baru tersebut sangat merugikan lantaran debit air semakin berkurang. Dampak utama yang dirasakan yakni pelayanan kepada masyarakat sebagai pelanggan BUMD harus digilir empat hingga tujuh hari sekali. Sehingga pihaknya memutuskan untuk langsung melaporkan kepada pihak Perhutani dengan harapan bisa ditertibkan.

“Kami cek ke lapangan (sungai cijanggel), ternyata ada 4 pipa baru dengan ukuran 6 inci, itu sangat besar dan berdampak pada debit air. Biasanya kalau turun hujan seperti saat ini debit air bisa mencapai 40 sampai 50 liter per detik, tapi sekarang hanya 18 liter per detik saja. Makanya kami laporkan langsung ke Perhutani agar ditertibkan, kalau bisa ada tim dari Perhutani yang mengawal dan mengawasi secara khusus,” kata Denny ditemui di kantornya, Selasa (10/12/2019).

Denny mengaku tak mengetahui secara pasti munculnya pipa tersebut milik perorangan atau pelaku usaha. Namun, bagi dirinya pipa tersebut sangat mengganggu lantaran berada di kawasan milik BUMD. “Dalam kontrak juga kawasan BUMD sekian, terus milik yang lain sekian. Tapi, tiba-tiba ada muncul pipa baru di area BUMD, ini sangat merugikan buat kami. Akibatnya banyak pelanggan yang komplain karena harus digilir empat sampai tujuh hari sekali. Kami masih menunggu jawaban dan solusi dari Perhutani,” katanya seraya menyebutkan pipa milik BUMD di area Sungai Cijanggel hanya satu pipa dengan ukuran 8 inci.

Denny menambahkan, minimnya debit air saat ini membuat pihaknya harus menahan calon pelanggan baru. Dengan alasan lantaran pasokan air saat ini belum stabil. “Kalau daftar tunggu untuk menjadi pelanggan baru sudah banyak, ada ratusan orang termasuk dari perumahan. Tapi, kalau kondisinya seperti ini, kami tahan dulu. Sekarang fokus melayani 4.800 pelanggan walaupun masih dengan cara digilir,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan