Ketika ada insiden penyerangan serta penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga Provinsi Papua.Rasa cemas meliputi keluarga Irawan di Garut.
YULLI S YULIANTI, Bandung
SUASANA haru saat Irawan Maulana, 22, warga Kabupaten Garut Jawa Barat, bertemu dengan keluarganya di Mapolda Jabar, kemarin (11/12).
Irawan merupakan salahsatu dari korban selamat dalam insiden penyerangan serta penembakkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga Provinsi Papua.
Irawan, tiba di Bandung dengan hanya membawa tas selempang, dan dikawal langsung Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna sejak tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa pagi pukul 04.00. Melihat orangtua dan saudaranya itu, mata Irawan memerah, air mata tertahan di kelopaknya hingga air mata itu pun jatuh, Irawan langsung menundukkan badan dan mencium tangan ibunya, serta saudaranya.
Hal sama juga terjadi pada Ibundanya, Uyu, dia pun terlihat tak kuasa menahan air mata dan langsung memeluk anaknya. Pada wartawan, Uyu menyatakan sangat berterima kasih atas kepulangan anaknya dengan selamat dan sehat, atas bantuan Polri dan TNI.
”Saya sekeluarga berterima kasih atas bantuan Polri dan TNI dalam menyelamatkan dan memasilitasi anak saya untuk pulang ke kampung halaman dengan selamat,” ungkap Uyu saat di Mapolda Jabar, kemarin (11/12) pagi.
Setiba di Mapolda Jabar, Irawan mengatakan, dirinya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Kapolda Jabar serta TNI yang telah menyelamatkannya.”Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolda Jabar, serta TNI yang telah menyelamatkan saya, dan mengantarkan saya kembali ke rumah dengan selamat,” ucap Irawan berkaca-kaca.
Teti, 40, selaku kakak kandung korban sangat bersyukur adiknya dapat selamat dari serangan KKB.Sebelumnya pihak keluarga merasa khawatir dengan kondisi Irawan.
”Kami senang Irawan bisa kembali ke sini dengan selamat,” ujar Teti.
Sementara menurut Mas Pupuh, 27, kakak kandung korban.Adiknya sudah dua kali pergi ke Papu.Dan di Nduga baru beberapa minggu.Keluarga mengetahui adanya peristiwa penyerangan terhadap pekerja di Nduga dari media televisi.